Pembuatan bioplastik ini menggunakan ampas tebu, kitosan, dan gliserol. Ampas tebu dibuat menjadi bubur pulp dengan metode chemical pulping dengan proses soda. Bubur pulp yang sudah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam larutan kitosan dan asam asetat serta gliserol yang sudah dicampur. Campuran bioplastik kemudian dicetak membentuk lembaran dan dikeringkan.
Hasil bioplastik yang sudah dikeringkan kemudian diuji FTIR, uji kuat tarik, dan uji biodegradasi, serta uji ketahanan air dan minyak. Bioplastik yang terbentuk mempunyai sifat fisis bening sedikit keruh, elastis dan tidak mudah patah dengan modulus elastisitas bioplastik tertinggi sebesar 33,36%. Uji biodegradasi pada penimbunan dalam tanah kering diperoleh hasil persen penurunan berat tertinggi dan terendah yaitu sebesar 22?n 8%, sedangkan untuk tanah basah yaitu 100?nn 33%. Uji ketahanan air persen swelling air tertinggi adalah 100%, sedangkan untuk persen swelling minyak tertinggi sebesar 7%.
Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa total ongkos produksi untuk pembuatan bioplastik 14.400 lembar/bulan adalah Rp 180.678.783,72. Bioplastik yang dihasilkan memiliki dua ukuran yaitu 2.400 lembar/bulan dengan ukuran 20×20 cm, dan 12.000 lembar/bulan dengan ukuran 5×15 cm. Bioplastik dengan ukuran 20×20 cm dijual dengan harga Rp 119.200,00 perkemasan, sedangkan untuk ukuran 5×15 cm dijual Rp 42.500,00 perkemasan, di mana setiap kemasan berisi 50 lembar bioplastik. ROI penjualan sesudah pajak sebesar 50%, dengan POT sesudah pajak 2 tahun serta BEP sebesar 59%.