Pendahuluan: Tingginya kasus infeksi serta sulitnya menentukan prognosis pada pasien COVID-19 menyebabkan diperlukannya suatu metode startifikasi risiko untuk membantu klinisi dalam menentukan keputusan klinis. SCAP Score merupakan salah satu metode prediktif untuk menilai prognosis pasien pneumonia komunitas. Peningkatan kadar biomarker C-Reactive Protein kerap dikaitkan dengan keparahan infeksi COVID-19 dan diduga berpontensi meningkatkan performa diskriminasi sistem skoring pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas dan spesifitas SCAP Score dalam memprediksi mortalitas pada pasien COVID-19 derajat sedang dan berat serta manfaat penggunaannya bersamaan dengan kadar CRP serum sebagai prediktor mortalitas.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional berbasis rekam medis pasien dengan diagnosis COVID-19 derajat sedang dan berat di RSUD Dr. Moewardi selama periode Juli dan Agustus 2021. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan Uji Chi-Square, Uji Diagnostik, dan AUROC (AUC dan kurva ROC).
Hasil: Sebanyak 100 data pasien dianalisis dengan angka mortalitas 67%. Performa diskriminasi SCAP Score dalam memprediksi mortalitas memiliki nilai AUC sebesar 68,7%. Pada penggunaannya bersamaan dengan CRP berdasarkan cut-off ?4,0 mg/dL performa diskriminasinya meningkat dengan nilai AUC mencapai 74,5%.
Simpulan: Penggunaan SCAP Score bersamaan dengan kadar CRP serum memiliki kemampuan diskriminasi lebih baik dibandingkan dengan penggunaan SCAP Score sebagai prediktor mortalitas tunggal.