ABSTRAK Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Dengan pendidikan kita bisa memajukan kebudayaan dan mengangkat derajat bangsa di mata dunia internasional. Pendidikan akan terasa gersang apabila tidak berhasil mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas (baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill). Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara memperbaiki mutu guru melalui proses uji sertifikasi yang ditandai dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Keberhasilan pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru ini membutuhkan dukungan dan pemahaman dari berbagai pihak, terutama bagi guru sebagai pelaku utama. Oleh karena kebijakan ini merupakan hal baru dalam dunia pendidikan, pemerintah perlu mengadakan sosialisasi yang bersifat kontinyu dan dinamis agar tercapai suatu pemahaman dari guru yang menjadi obyek dari kebijakan tersebut. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif, jadi disini penulis berusaha menggali, menyelami dan menemukan fakta-fakta atau permasalahan yang berhubungan dengan sosialisasi kebijakan yaitu bagaimana pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pelaksanaan sosialisasi tersebut. Selanjutnya teknik penelitian yang digunakan lebih menitikberatkan pada penelitian lapangan yang ditunjang dengan studi kepustakaan. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data, tetapi dalam pelaksanaannya sampel bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Data dikumpulkan dari wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisa data interaktif, yaitu proses analisa data melalui empat tahap yakni pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, sedangkan untuk menguji validitas data yang didapat digunakan teknik triangulasi data. Pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Dinas DIKPORA sebagai agen pekerjaan melalui metode seminar sangat membantu guru dalam memperoleh informasi tentang sertifikasi guru. Selain itu guru juga memanfaatkan agen-agen sosialisasi yang lain untuk menambah informasi. Agen-agen tersebut diantaranya keluarga, kelompok bergaul (teman) dan media massa. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat penulis simpulkan bahwa sebagai permulaan pelaksanaan sosialisasi sertifikasi guru di kota Surakarta telah berjalan dengan baik, namun masih memerlukan adanya perbaikan agar pada sertifikasi guru tahun-tahun berikutnya menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu sosialisasi kebijakan tersebut perlu ditingkatkan lagi.