Latar Belakang: Kejadian mikosis paru terus mengalami peningkatan bersamaan dengan meningkatnya pasien immunocompromised dalam beberapa tahun terakhir. Mikosis paru sering tidak terdiagnosis secara dini dan pasien baru tertegakkan diagnosisnya saat sudah berada dalam keadaan lanjut. Faktor risiko dapat menjadi bagian penting untuk memudahkan diagnosis mikosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian mikosis paru pada pasien immunocompromised di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kohort retrospektif. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 218 pasien immunocompromised di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kasus dan kontrol. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang berasal dari rekam medis pasien. Analisis data yang dilakukan merupakan analisis univariat dan bivariat. Data diolah menggunakan uji Chi-Square dan Fisher Exact Test.
Hasil: Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,018), status gizi (p=0,001), kebiasaan merokok (p=0,000), riwayat penggunaan kortikosteroid (p=0,031), riwayat penggunaan antibiotik (p=0,006), riwayat kemoterapi (p=0,003), riwayat TB paru (p=0,047), dan riwayat PPOK (p=0,001) dengan kejadian mikosis paru. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan (p=0,057), kadar neutrofil (p=1,000), riwayat infeksi HIV (p=1,000), riwayat DM (p=0,070), riwayat transplantasi organ (p=1,000) dengan kejadian mikosis paru.
Simpulan: Terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian mikosis paru pada pasien immunocompromised di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.