Abstrak


Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dan Peran Guru Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas


Oleh :
Kokom Komariah - T842008009 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAK

 

Gerakan literasi sekolah dilaksanakan untuk meningkatkan budaya membaca serta kualitas pendidikan di Indonesia dan guru mempunyai peran penting dalam program ini, khususnya guru bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: 1) pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMAN Kota Sukabumi;   2) peran dan aktivitas guru bahasa Indonesia dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah; 3) kendala yang dihadapi; 4) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah.

Bentuk penelitian ini adalah kualitatif dengan strategi studi kasus. Data penelitian meliputi pelaksanaan literasi sekolah, aktivitas guru bahasa Indonesia, aktivitas siswa, lingkungan sekolah, serta dokumen. Sumber data penelitian dari informan, yakni kepala sekolah, guru mata pelajaran lain, siswa, pustakawan, guru bahasa Indonesia, peristiwa kegiatan guru dan siswa dalam gerakan literasi sekolah, dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik pengembangan validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Analisis data dengan model interaktif, terdiri dari tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMAN 2 dan SMAN 4 Kota Sukabumi pada tahap pembiasaan dan pengembangan.            (2) Peran guru bahasa Indonesia dalam gerakan literasi sekolah adalah sebagai penggerak, motivator, pembimbing, dan fasilitator. Aktivitas sebagai penggerak menyediakan buku, mengajak, membiasakan, dan menciptakan siswa aktif berliterasi, memberi tugas, mengajak guru untuk menulis dan membaca karya siswa. Aktivitas sebagai motivator, memotivasi, mengadakan kegiatan literasi, memberi penghargaan. Aktivitas sebagai pembimbing adalah membimbing, memberikan keilmuan cara berliterasi, mengadakan kajian sastra, mengadakan pelatihan PTK, dan mengadakan keputrian untuk siswa dan pengajian guru. Aktivitas sebagai fasilitator mengumpulkan, menganalisis, dan menerbitkan karya siswa dan guru, memberi ruang untuk siswa melakukan kajian. (3) Kendala yang dihadapi adalah: a) belum semua guru melaksanakan tahap pembelajaran; b) kurang memaksimalkan fungsi perpustakaan; c) kurang pengontrolan dalam pelaksanaan gerakan literasi selama pandemi covid-19. (4) Upaya yang dilakukan adalah: a) mengondisikan guru dengan program literasi, memberi pemahaman tentang program gerakan literasi sekolah; (b) menjadwalkan kunjungan ke perpustakaan, kerja sama dengan guru pelajaran dengan belajar di perpustakaan, adanya library digital. (c) membimbing melalui telepon atau whatsapp; memberi tugas membaca dan menulis review, cerpen, atau puisi.