;

Abstrak


Analisis Terjemahan Tindak Tutur Pengganti Topik Pembicaraan dalam Interaksi Antartokoh pada Novel Big Little Lies karya Liane Moriarty


Oleh :
Gandis Octya Prihartanti - S131902002 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini memiliki empat tujuan, yaitu: 1) menelaah jenis tindak tutur apa saja yang digunakan para tokoh untuk mengalihkan topik pembicaraan pada tipe red herring dan non-red herring, 2) menganalisis teknik penerjemahan apa saja yang digunakan pada tuturan pengganti topik pembicaraan tipe red herring dan non-red herring, 3) menentukan pergeseran yang terjadi pada hasil terjemahan tuturan pengganti topik pembicaraan tipe red herring dan non-red herring, 4) dan menilai dampak teknik penerjemahan untuk tuturan pengganti topik pembicaraan tipe red herring dan non-red herring pada aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Metode penelitian yang diaplikasikan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan studi kasus terpancang. Jumlah data pada penelitian ini adalah 150 dan setelah diidentifikasi, didapatkan 50 data red herring dan 100 data non-red herring. Data primer tersebut pun berupa teknik penerjemahan serta kualitasnya pada aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan yang didapatkan melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama dua rater. Sementara itu, proses analisis data dilakukan melalui empat aspek yaitu domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya.
    Adapun hasil yang didapatkan pada penelitian ini, yaitu: 1) terdapat masing-masing empat jenis tindak tutur pada setiap tipe pergantian topik pembicaraan yaitu direktif, asertif, ekspresif, dan komisif. Pada tipe red herring, persentasenya adalah 48%, 32%, 16%, 4%. Sementara untuk non-red herring persentasenya adalah 49%, 34%, 13%, 4%, 2) terdapat 10 teknik penerjemahan yang digunakan pada tipe red herring yaitu padanan lazim (54,02%), peminjaman murni (16,6%), variasi (14,21), modulasi (5,7%), kompensasi (2,37%), amplifikasi: eksplisitasi (1,90) dan parafrase (0,47%), linguistik kompresi: implisitasi (1,90%), literal (1,42%), transposisi (0,94%), dan generalisasi (0,47%). Kemudian, terdapat 14 teknik penerjemahan yang digunakan pada tipe non-red herring yaitu padanan lazim (58,95%), variasi (13,26%), peminjaman murni (9,05%), modulasi (5,47%), amplifikasi: parafrase (2,31%) dan eksplisitasi (2,53%), linguistik kompresi: implisitasi (2,74%), kompensasi (2,74%), generalisasi (0,84%), transposisi (0,84%), literal (0,42%), partikularisasi (0,21%), reduksi (0,21), adaptasi (0,21%), dan kreasi diskursif (0,21), 3) terdapat masing-masing satu pergeseran jenis tindak tutur pada setiap tipe. Pada tipe red herring, pergeserannya dari direktif menjadi asertif, sementara pada non-red herring berada pada tataran sub yaitu direktif: confirming menjadi direktif:asking, 4) kualitas terjemahan tuturan pengalih topik pembicaraan pada penelitian ini dari aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan adalah 2,96, 2,88, dan 2,92 untuk tipe red herring, sementara untuk tipe non-red herring adalah 2,96, 2,92, dan 2,95.