Abstrak


PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM SENTRA PEMBERDAYAAN TANI DI DESA TLOGOPUCANG KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG (STUDI KASUS PROGRAM CSR BANK JATENG)


Oleh :
Agung Harwanto - H0414002 - Fak. Pertanian

Agung Harwanto. H0414002. “Persepsi Petani Terhadap Program Sentra Pemberdayaan Tani di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung (Studi Kasus Program CSR Bank Jateng)”. Dibimbing oleh Dr. Ir. Retno Setyowati, M.S. dan Dr. Dwiningtyas Padmaningrum, S.P,.M.Si. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Perilaku serba hati-hati sekarang sudah mulai banyak diikuti oleh para pelaku bisnis dan menimbulkan suatu kesadaran etis yang terkait dengan keberlanjutan perusahaan, utamanya jika dikaitkan dengan isu pembangunan berkelanjutan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungannya. Program CSR Bank Jateng melalui pembangunan embung dan sentra pemberdayaan tani. Kegiatan CSR Bank Jateng menunjukan skema CSR yang mengarah pada proses pemberdayaan dan tidak hanya bersifat charity pada kegitan sosial. Program sentra pemberdayaan tani di Kecamatan Kandangan yang berupa pembangunan embung dan penanaman klengkeng itoh. Menganalisis persepsi petani terhadap program sentra pengembangan tani di Desa Tlogopucang Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung dalam program CSR Bank Jateng dari 3 aspek, yakni aspek budidaya, aspek ekonomi dan aspek keberlanjutan. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi lapang serta membaca doakumen. Penelitian menggunakan desain penelitian studi kasus dengan menggunakan 6 orang informan kunci. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemberdayaan petani memiliki beberapa tahap yang meliputi pemetaan wilayah, sosialisasi kegiatan, penyadaran, pengorganisasian, advokasi kebijakan serta politisasi. Pada aspek budidaya, para petani program SPT mendapatkan pelatihan selama tiga tahun tahap awal pendampingan dari yayasan Obor Tani, namun petani setelah di lepas dari pendampingan yayasan Obor Tani masih mengalami kendala dalam pemeliharan pohon kelengkeng. Pada aspek ekonomi, tanaman lengkeng itoh dianggap lebih unggul dan lebih menguntungkan dari tanaman Kopi yang biasa di budidayakan oleh para petani sebelum adanya SPT Tlogopucang. Pada aspek keberlanjutan, petani memiliki wawasan yang lebih luas dengan beralih menjadi petani lengkeng. Petani juga merasakan bahwa dengan adanya program pemberdayaan ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan bertani kopi.