Pandemi Covid-19 telah mempercepat digitalisasi pembelajaran namun pelaksanaannya masih banyak kendala, sementara tuntutan pendidikan abad-21 siswa diharapkan mampu memenuhi pengetahuan sesuai kerangka kerja PISA salah satunya kemampuan literasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis Advance Organizer dan Problem Based Learning untuk memberdayakan kemampuan literasi kimia pada siswa SMA/MA. Produk pengembangan model pembelajaran selanjutnya disebut APBL (Advance Problem Based Learning). APBL adalah model pembelajaran yang diterapkan untuk memenuhi aktivitas pembelajaran selama pandemi Covid-19 sebagai upaya memberdayakan kemampuan literasi kimia siswa SMA/MA. Penelitian ini menggunakan prosedur Borg dan Gall yang terdiri 10 tahap yaitu: 1) penelitian pendahuluan, 2) perencanaan model pembelajaran, 3) pengembangan awal model pembelajaran, 4) uji coba skala kecil, 5) revisi uji coba skala kecil, 6) uji coba skala
menengah, 7) revisi uji skala menengah, 8) uji skala luas, 9) penyempurnaan produk akhir, dan 10) diseminasi produk. Analisis data pada penelitian ini menggunakan dua jenis, yaitu analisis deskriptif secara kualitatif dan analisis kuantitatif secara
inferensial. Karakteriktik model pembelajaran mencakup lima langkah pembelajaran yaitu: 1) Organizer, 2) Orientasi Permasalahan, 3) Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi, 4) Presentasi, 5) Analisis dan Evaluasi. Berdasarkan analisis Partial Least Square, sistem sosial dan prinsip reaksi pada model pembelajaran APBL kurang terlihat, hal ini karena pembelajaran dilaksanakan secara daring. Sistem pendukung pada penerapan APBL cukup membantu pembelajar baik guru dan siswa dalam mempersiapkan teknologi informasi untuk pembelajaran. Temuan yang menarik pada penelitian ini adalah dampak instruksional dan dampak pengiring pada penerapan APBL, siswa mengalami lompatan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi informasi untuk pembelajaran. Kelayakan model pembelajaran APBL dilakukan oleh lima ahli pendidikan yang menunjukkan produk berupa model pembelajaran yang dikembangkan valid dan layak di implementasikan sebagai upaya untuk memberdayakan kemampuan literasi kimia. Kepraktisan model APBL berdasarkan observasi dan umpan balik dalam bentuk angket. Model APBL cukup praktis dalam memberdayakan kemampuan literasi kimia. Ke-efektifan model APBL dilihat berdasarkan data-data kuantitatif yang terhimpun. Hasil uji Anova model APBL menunjukkan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kemampuan literasi kimia pada aspek pengetahuan (konten, prosedural, dan epistemik) dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan PBL (Problem Based Learning).