Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan yang dapat menghambat proses mediasi dalam penyelesaian sengketa tanah di Pengadilan Negeri Sukoharjo yang mengakibatkan banyak mengalami kegagalan. Selain itu juga untuk mengetahui perspektif hakim selaku mediator tentang penyelesaian sengketa tanah dalam proses mediasi di Pengadilan Negeri Sukoharjo.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Sukoharjo. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalahdata primer yaitu hasil wawancara dengan Bapak Candra Nurendra Adiani, S.H.,KN, M.Hum selaku Hakim Mediator di Pengadilan Negeri Sukoharjo serta literatur-literatur lain yang menunjang penelitian ini yang diperoleh dari studi kepustakaan dan data sekunder berupa studi putusan perkara Nomor 74/Pdt.G/2018/PN Skh dan studi putusan perkara Nomor 14/Pdt.G/2018/PN Skh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi kepustakaan dengan Teknik analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa alasan kegagalan mediasi dalam menyelesaikan sengketa tanah adalah para pihak yang masih emosi, kuasa hukum yang menghambat proses mediasi karena ada beberapa kuasa hukum yang lebih memilih memenangkan perkara dipengadilan. Ketidak hadiran salah satu pihak dalam proses mediasi sengketa tanah juga dapat menjadi penghambat proses mediasi sehingga penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi menjadi tidak efektif, masyarakat banyak yang tidak paham akan manfaat kalau perkaranya selesai dengan mediasi, dan kedua pihak memiliki kepentingan yang saling bertentangan yang saling memiliki ambisi untuk menang. Perspektif hakim selaku mediator , menurutnya cara untuk menengahi para pihak yang saling emosi pada saat mediasi berlangsung adalah dengan cara membangun itikad baik terlebih dahulu antara para pihak setelah itu dilakukan tanya jawab juga diberikan pemahaman tentang manfaat dari mediasi itu sendiri, harus memahami terlebih dahulu apa yang menjadi keinginan para pihak yakni mengenali para pihak dengan komunikasi yang efektif antara mediator dengan para pihak yang bersengketa dalam proses perundingan guna membantu para pihak memahami pandangan masing-masing yang dianggap penting bagi mereka. Namun jika tetap gagal maka akan dilakukan kaukus antar mediator dengan masing masing para pihak.