Energi merupakan kebutuhan langka saat ini. Kebutuhan energi didominasi oleh bahan bakar minyak. Energi alternatif pengelolaan limbah masker medis melalui proses pirolisis cepat merupakan salah satu cara untuk menyeimbangkan akan ketersediaan bahan bakar minyak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari variasi Pendingin kondensor terhadap nilai kuantitas dan karakteristik synthetic-oil dari nilai uji pembanding cool point (titik beku), pour point (titik tuang), boiling point (titik didih), fire point (titik bakar), dan viskositas (kekentalan). Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan pengujian sebanyak 2 sampel pada setiap jenis variabel pendingin kondensor dengan jumlah total 6 sampel penelitian. Adapun data kuantitas yang dihasilkan setiap sampel berjumlah 12 data dengan total keseluruhan sebanyak 72 data. Untuk setiap variabel penelitian ditambahi konsentrasi katalis silicon dioxide sebesar 0 gram dan 5 gram. Untuk pengujian nilai kualitas synthetic-oil, dilaksanakan di laboratorium Yandi Teknik, Bantul, Yogyakarta dengan menghasilkan 30 data kualitas dari 6 sampel yang telah diuji. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa variasi pendingin berpengaruh terhadap nilai kuantitas synthetic-oil. Hal ini terlihat dari sampel pendingin jenis coolant dengan penambahan 5 gram katalis silicon dioxide (SiO2) menghasilkan kuantitas synthetic-oil yang lebih maksimal dari sampel 5 gram konsentrasi katalis SiO2 pendingin air, dan 5 gram konsentrasi katalis SiO2 pendingin air es. Namun pada nilai uji pembanding cool point, fire point, boiling point, pour point & viskositas sampel 500 gram masker medis dengan 5 gram katalis SiO2 dengan jenis pendingin air menghasilkan nilai yang lebih baik dari 5 sampel pengujian variabel pendingin air es dan coolant dengan konsentrasi 5 gram dan 0 gram katalis silicon dioxide. Perbedaan nilai kuantitas disebabkan oleh kandungan coolant yang memiliki senyawa kimia ethylene glycol 20% sehingga tidak menimbulkan residu atau endapan pada proses kondensasi serta tidak mudah menguap karena coolant memliki temperature titik didih 120oC. Sedangkan penggunaan katalis berpengaruh terhadap proses reaksi kimia pembakaran karena mampu menurunkan kebutuhan energi, menghasilkan formasi hidrokarbon cabang yang lebih banyak dan mampu menurunkan fraksi minyak serta meningkatkan fraksi gas jika dibandingkan dengan degradasi termal.