Danu Eko Agustinova, T871908002. 2023. Humanisme Pendidikan Ki Ageng Suryomentaram (Kontekstualisasi dalam Pembelajaran Sejarah Sekolah Menengah Atas Abad XXI). Disertasi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. (Promotor: Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum., Ko Promotor 1: Prof. Dr. Leo Agung S. M.Pd, Ko Promotor 2: Dr. Hieronymus Purwanta, M.A.)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Latar belakang pemikiran humanisme pendidikan Ki Ageng Suryomentaram, (2) Relevansi pemikiran humanisme pendidikan Ki Ageng Suryomentaram dalam Pembelajaran Sejarah, (3) Desain konseptual Pembelajaran Sejarah Abad XXI yang humanis, (4) Implementasi Pembelajaran Sejarah humanis di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.  Subyek dalam penelitian ini adalah pemikiran humanisme Ki Ageng Suryomentaram. Objek dalam penelitian ini di SMA N 1 Yogyakarta, SMA N 5 Yogyakarta, SMA N 2 Ngaglik, dan SMA N 1 Dlingo. Sumber data penelitian ini adalah informan, catatan lapangan dan dokumen serta arsip. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik validitas data menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan analisis data interaktif yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Hasil penelitian ini sebagai berikut. (1) Latar belakang Humanisme Ki Ageng Suryomentaram lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap alam kehidupan di lingkungan keraton pada saat itu. Melihat kehidupan yang bersifat feudalis di lingkungan keraton yang menurutnya menyebabkan manusia cenderung berperilaku Slamuran atau kamuflase, dengan alam kehidupan yang seperti itu menyebabkan manusia dalam berperilaku tidak otentik. (2) Relevansi pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dalam pembelajaran sejarah antara lain berpusat pada peserta didik, mengembangkan keingintahuan, imajinasi, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas siswa, belajar sepanjang hayat dan perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, mediator, evaluator, dan konselor bagi peserta didik. (3) Desain pembelajaran sejarah abad XXI yang humanis diarahkan kepada membina peserta didik yang utuh bukan hanya dari segi fisik dan intelektual, tetapi juga segi sosial dan afektif. Agar berhasil perlu sinergitas antar komponen: guru, peserta didik, kurikulum, konteks, metode dan fasilitas. (4) Implementasi pembelajaran sejarah humanis di SMA Daerah Istimewa Yogyakarta, guru lebih demokratis dengan memberikan ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk berperan aktif dan bebas berkembang. Penerapan metode pembelajaran yang memberikan ruang keaktifan bagi peserta didik dengan terciptanya suasana belajar yang interaktif dan demokratis.