×
Hinterland Kota Surakarta merupakan lokasi yang strategi dalam pengembangan sektor industri, salah satunya di Kabupaten Sukoharjo. Menurut Rencana Pembangunan Industri Kabupaten Sukoharjo Tahun 2018-2038 Kabupaten Sukoharjo memiliki kawasan yang perkembangannya sangat pesat, yaitu di Kecamatan Grogol. Hal ini mengakibatkan banyaknya pendatang yang bekerja sebagai buruh industri tetapi tidak dapat mengakses perumahan formal. Sehingga kurangnya penyediaan rumah formal bagi buruh industri. Dengan latarbelakang dan karakteristik yang berbeda-beda, mereka mengakses perumahan dengan preferensi yang berbeda pula sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Untuk itu pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik preferensi lokasi bermukim dan faktor yang mempengaruhinya pada buruh industri besar di Kecamatan Grogol. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data primer yaitu observasi dan kuesioner, serta sekunder yaitu pengumpulan data instansional dan studi literatur. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis clustering responden dan analisis faktor. Hasil analisis didapatkan bahwa sebagian besar buruh industri ini merupakan perempuan usia rata-rata 18-33 tahun, memiliki pendidikan terakhir SMA/sederajat, dan sudah bekerja antara 0-15 tahun dengan pendapatan Rp1.500.000,00-Rp2.000.000,00. Secara umum faktor yang mempengaruhi mereka dalam menentukan lokasi bermukim adalah faktor kondisi rumah dan kualitas lingkungan, faktor kenyamanan lingkungan dan jarak tempat kerja, faktor keamanan mengakses layanan umum, dan yang terakhir adalah faktor sarana dasar. Untuk faktor dominan pada buruh secara umum adalah faktor kondisi rumah dan kualitas lingkungan. Sedangkan pada kelompok pertama yang terdiri dari laki-laki muda usia 18-33 tahun mempertimbangkan faktor sarana dasar serta faktor kondisi rumah dan kenyamanan beribadah. Pada kelompok kedua yang terdiri dari laki-laki tua usia 34-64 tahun mempertimbangkan faktor sarana dasar dan kualitas lingkungan. Sedangkan pada kelompok ketiga yang terdiri dari perempuan muda usia 18-33 tahun mempertimbangkan faktor sarana dasar dan kondisi rumah serta faktor kenyamanan dan keamanan lingkungan. Yang terakhir, kelompok keempat yang terdiri dari perempuan tua usia 34-64 tahun mempertimbangkan faktor sarana dasar dan jarak tempat kerja serta faktor layanan umum. Untuk faktor dominan yang terbentuk pada kelompok buruh ini adalah faktor sarana dasar dan jarak tempat kerja. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah, developer perumahan, dan bagi selanjutnya agar disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan buruh industri dan tetap memperhatikan aturan yang berlaku.