Pendahuluan: Awal pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19) menyebabkan proses pembelajaran pada berbagai institusi pendidikan dilakukan secara dalam jaringan (daring) untuk mencegah penyebaran virus. Setelah kasus pandemi mereda, pembelajaran secara tatap muka atau luar jaringan (luring) kembali dibuka. Adaptasi terhadap keadaan yang dapat berubah sewaktu-waktu selama masa pandemi perlu dilakukan oleh tidak hanya mahasiswa, tetapi juga dosen. Dengan kembali dibukanya pembelajaran secara luring, kemungkinan bagi para dosen untuk dapat terpapar oleh virus menjadi lebih besar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat faktor yang mempengaruhi kejadian takut akan pembelajaran luring pada dosen preklinik dan klinik FK UNS.

Metode: Penelitian ini berupa penelitian observasional analitik. Responden dalam penelitian ini merupakan dosen FK UNS sebanyak 94 orang. Pengambilan sampel diambil pada bulan November 2022 menggunakan teknik convenience sampling. Data diambil dengan metode cross sectional menggunakan online survey yang disebarkan kepada para dosen preklinik dan dosen klinik FK UNS.

Hasil: Status vaksinasi, usia, komorbid, riwayat terinfeksi COVID-19, jenis dosen, tingkat interaksi dengan mahasiswa, dan jenis pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian takut akan COVID-19 baik pada masa pembelajaran daring, maupun luring.

Simpulan: Faktor usia merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian takut akan COVID-19 pada dosen preklinik dan dosen klinik FK UNS.