Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang dipilihnya Markas Pitu Strip sebagai markas operasi Pembebasan Irian Barat, (2) Peran Markas Pitu Strip dalam operasi Pembebasan Irian Barat, (3) dukungan masyarakat sekitar Morotai terhadap berfungsiya Markas Pitu Strip dalam operasi Militer pembebasan Irian Barat 1961-1963.

            Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari Heuristik, Kritik Sumber (Kritik Intern dan Kritik Ekstern), Interpretasi, dan tahap terakhir yaitu Historiografi. Sumber data dalam penelitian ini berupa buku-buku, arsip dan jurnal sebagai sumber primer. Sumber data lain dalam penelitian ini juga menggunakan wawancara dan surat kabar.

            Markas Pitu Strip yang berada di Morotai, merupakan sebuah Markas peninggalan sekutu ketika Perang Dunia Kedua. Markas ini digunakan kembali oleh Indonesia pada Operasi Trikora dalam rangka Pembebasan Irian Barat pada tahun 1961-1963. Keberadaan Markas ini yang dekat dengan pantai Irian Barat membuat berbagai operasi diawali dari sini. Peran serta warga sekitar dalam upaya Pembebasan Irian Barat dari Belanda juga berperan besar. Puncaknya adalah pada Operasi Jayawijaya namun sebelum operasi itu terjadi, Belanda bersedia berunding dan akhirnya mengembalikan Irian Barat ke Republik Indonesia.        

            Kesimpulan dari penelitian ini adalah Markas Pitu Strip di Pulau Morotai  berperan besar dalam berbagai operasi militer yang dilakukan guna mengembalikan Irian Barat ke dalam Indonesia.