Usia harapan hidup penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun hal ini menjadi tantangan karena dengan semakin meningkatnya jumlah lansia, semakin tinggi pula angka kesakitan. Angka kesakitan lansia merupakan yang tertinggi dibanding kelompok usia lainnya yaitu mencapai 26,20 % atau sekitar enam juta orang pada 2019. Penyakit yang paling banyak diderita penghuni panti jompo adalah hipertensi diikuti  depresi, diabetes mellitus, dementia, congestive heart failure.

Saat ini sudah terdapat program pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular. Namun sayangnya hanya sebagian masyarakat yang memanfaatkan program sehingga belum mampu memberi hasil sesuai dengan yang diharapkan. Penyebabnya kurangnya motivasi, fasilitas kurang lengkap, keterbatasan fisik, kurang informasi, takut cedera, gangguan kesehatan, tidak punya waktu, biaya.

Perawatan lansia di panti jompo berdampak tingginya angka kejadian hipertensi, kejadian jatuh, anxiety, dan rendahnya kualitas hidup lansia dan berbagai persoalan lainnya membuat peneliti tertarik untuk memberikan solusi terhadap masalah ini. Program baru bagi penghuni panti jompo dengan menggabungkan aktivitas fisik berupa latihan aerobic, kekuatan otot, fleksibilitas, keseimbangan yang dilakukan secara aman, mudah, dan bermanfaat, dikombinasikan dengan relaksasi pernafasan dan terapi bersyukur diharapkan dapat mengurangi permasalahan di atas. Program ini diberi nama SPIRIT yang terdiri atas: Senam, sePeda statis, jalan kakI, Relaksasi pernapasan, bersyukuR, monitor Tekanan darah.  

Program SPIRIT merupakan program yang bersifat holistic (menyeluruh) berisi berbagai variasi aktifitas fisik aerobic, kekuatan otot, keseimbangan, dan fleksibilitas, dikombinasikan dengan aktifitas mental, dan spiritual bagi lansia di panti jompo belum pernah di lakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan menilai efektifitas program SPIRIT dalam meningkatkan kebugaran fisik, kualitas hidup, menurunkan skor anxiety, risiko jatuh, dan tekanan darah daripada program rutin yang biasa dijalani lansia di panti jompo.

Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan. Tahap satu peneliti ingin mengetahui persepsi lansia dan pengasuh terhadap kualitas hidup dan program yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di panti jompo. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Tahap dua peneliti membuat suatu rencana program untuk meningkatkan kualitas hidup lansia di panti jompo dan melakukan uji coba (pilot study) untuk mengetahui kemudahan program (feasibility). Tahap ke tiga peneliti menggunakan desain cluster randomized controlled trial untuk menilai efektifitas program SPIRIT.

Hasil penelitian tahap satu diantaranya lansia di panti jompo menginginkan adanya aktifitas fisik, kegiatan spiritual, serta pemeriksaan kesehatan. Penelitian tahap dua (pilot study), rerata kehadiran subjek sebesar 86% dan tidak ada subjek yang mengalami cidera akibat mengikuti program SPIRIT maupun saat pengukuran variabel sehingga program ini layak untuk digunakan. Hasil penelitian tahap tiga menunjukkan program SPIRIT lebih efektif daripada program rutin yang biasa dijalani lansia di panti jompo dalam hal menjaga kebugaran fisik, kualitas hidup, serta menurunkan anxiety, dan risiko jatuh, namun tidak efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Tindak lanjut dari penelitian ini diharapkan lansia di panti jompo perlu melakukan program SPIRIT guna meningkatkan kualitas hidup. Pengelola panti jompo perlu melibatkan pihak lain dalam rangka meningkatkan aktifitas fisik, mental, dan spiritual lansia. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai lamanya intervensi guna menilai efektivitas program SPIRIT, khususnya terhadap tekanan darah lansia di panti jompo.