Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bukti empiris terkait pengaruh dewan komisaris yang sibuk (busy board of commissioner) terhadap manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2021, dengan jumlah sampel sebanyak 1030 observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris yang sibuk berpengaruh negatif terhadap manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Lebih spesifik, perusahaan dengan jumlah komisaris yang sibuk (busy commissioners) lebih dari atau sama dengan 50?ri jumlah seluruh anggota dewan komisaris memiliki manajemen laba akrual dan manajemen laba riil yang lebih rendah. Hal ini mendukung hipotesis reputasi (reputation hypotesis) bahwa kesibukan anggota dewan komisaris yang disebabkan oleh rangkap jabatan merupakan sinyal atas tingginya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa pengalaman, keahlian, pengetahuan, wawasan, dan koneksi yang dimiliki oleh dewan komisaris yang sibuk (busy commissioners) merupakan keunggulan bagi perusahaan dan dapat meningkatkan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris.