×
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman rimpang yang digunakan sebagai rempah dan obat. Dalam budidaya jahe tidak jarang timbul permasalahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Pengendalian OPT menggunakan pestisida dapat menimbulkan resistensi terhadap hama dan penyakit, berkembangnya hama atau penyakit baru, dan pencemaran lingkungan. Diperlukan suatu sistem pengendalian OPT jahe yang ramah lingkungan yaitu dengan penggunaan PGPR yang perlu dikaji lebih lanjut. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah sekelompok bakteri menguntungkan yang berada di sekitar atau pada permukaan akar tanaman dan secara langsung maupun tidak langsung mampu mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan pengendalian biologis patogen tanaman. Hasil penelitian Ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dua faktorial dengan kombinasi perlakuan antara jenis PGPR dan interval pengaplikasian. Faktor I jenis PGPR terdiri dari 3 taraf yaitu kontrol (air), perakaran jagung, dan akar rumput gajah. Faktor II interval aplikasi PGPR terdiri dari 3 taraf yaitu 1 minggu sekali, 2 minggu sekali, dan 3 minggu sekali. Kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan mulai diaplikasikan ±1 minggu setelah tanam dengan cara dikocorkan pada tanah di sekitar perakaran tanaman. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis PGPR dari perakaran jagung mampu menekan keparahan penyakit layu bakteri akibat Ralstonia solanacearum. Akan tetapi, belum mampu menekan intensitas serangan hama belalang, dan penyakit bercak daun Phyllosticta zingiberi, bercak daun berlian Pyricularia sp., dan karat daun Phakopsora sp.. Dengan demikian, PGPR akar jagung lebih efektif dalam menekan serangan OPT. Interval penyiraman belum mampu mengendalikan OPT jahe merah.
Kata Kunci: Jahe merah, PGPR, hama, penyakit