Penulis Utama : Bambang Heri Isnawan
NIM / NIP : T651808002
×

Pengairan berselang merupakan cara pengairan  yang dilakukan untuk efisiensi pengairan pada budidaya padi. Pengairan pada budidaya padi metode System of Rice Intensivication (SRI), dikenal pengairan intermittent (irigasi berselang) yang bertujuan untuk mengurangi dan menghemat kebutuhan air. Di Indonesia dikenal  dan telah dilepas berbagai varietas padi, namun varietas-varietas mana saja yang paling berpotensi menghasilkan padi metode SRI dengan produksi tinggi untuk mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian. Penelitian disertasi yang berjudul Ekofisiologi Pengairan Berselang Pada Pertumbuhan dan Hasil Padi Lokal (Oryza sativa L.) bertujuan: (1) Mengidentifikasi karakter fisiologi padi lokal pada sistem pengairan berselang; (2).Mengidentifikasi faktor abiotik padi lokal pada sistem pengairan berselang; (3).Mengidentifikasi faktor biotik padi lokal pada sistem pengairan berselang; dan (4).Mengidentifikasi hubungan antara serapan hara, mikroklimat, gulma dan mycoriza pada sistem pengairan berselang dengan  pertumbuhan dan hasil padi. Penelitian  telah dilaksanakan pada Agustus  2018 sampai  Oktober 2019.

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen rancangan faktorial 3x4 strip plot dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) 3 ulangan. Faktor I macam pengarian terdiri 3 aras yaitu: pengairan konvensional, pengairan berselang 10 hari tergenang 5 hari kering, pengairan berselang 7 hari tergenang 3 hari kering. Faktor II varietas padi, terdiri 4 aras yaitu: Rojolele, Pandan Wangi, Mentik Wangi, dan Ciherang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengairan berselang menghasilkan gabah per hektar tidak berbeda dengan pengairan konvensional. Padi Lokal Varietas Pandanwangi Mentikwangi dan Rojolele memiliki hasil per hektar tidak berbeda. Padi lokal Varietas Pandanwangi memberikan hasil per hektar lebih tinggi daripada Varietas Ciherang.

Varietas padi memiliki respon berbeda terhadap serapan hara makro. Serapan hara Nitrogen dan Sulfur padi Varietas Ciherang dengan pengairan konvensional lebih tinggi daripada varites lain, sedangkan  serapan hara fosfor padi Varietas Cianjur dengan pengairan SRI lebih tinggi daripada varites lain. Serapan hara Kalium padi Varietas Mentikwangi dengan pengairan SRI  lebih tinggi daripada varites lain, sedangkan  serapan hara Kalsium padi Varietas Rojolele  dengan pengairan SRI dan non SRI serta Ciherang dengan pengairan konvensional lebih tinggi daripada varites lain. Serapan hara Magnesium padi Varietas Cianjur dengan pengairan konvensional lebih tinggi daripada varites lain.

Pengairan konvensional menghasilkan akar lebih panjang saat panen dan jumlah anakan produktif  lebih banyak daripada pengairan berselang SRI. Jumlah anakan produktif padi Varietas Cianjur, Rojolele , dan Ciherang lebih banyak daripada Varietas Mentikwangi, sedangkan Jumlah anakan total  padi Varietas Rojolele  lebih banyak daripada Varietas Mentikwangi. Pengairan SRI mampu meningkatkan indeks panen, sedangkan pengairan konvensional memiliki Laju Pertumbuhan Tanaman lebih tinggi daripada pengairan SRI. Padi Varietas Cianjur memiliki Laju Pertumbuhan Tanaman dan Laju Asimilasi Bersih lebih tinggi daripada varietas Rojolele dan Ciherang, sedangkan Indeks Panen padi Varietas Ciherang lebih tinggi daripada Varietas Pandan Wangi.

Padi varietas Pandan Wangi dengan pengairan 7 hari tergenang 3 hari kering memiliki temperatur udara di atas tajuk lebih tinggi sedangkan varietas Ciherang dengan pengairan konvensional memiliki temperatur udara di bawah tajuk lebih tinggi. Padi Varietas Ciherang dengan pengairan 10 hari tergenang 5 hari kering memiliki kelembaban udara bawah tajuk lebih tinggi.

Saat vegetatif awal, pengairan berselang 10 hari tergenang 5 hari kering dan  7 hari tergenang 3 hari kering memiliki suhu tanah di atas permukan lebih tinggi daripada pengairan konvensional. Saat pembungaan, pengairan berselang 7 hari tergenang 3 hari kering memiliki suhu tanah di atas permukan lebih tinggi daripada pengairan konvensional. Saat pembungaan, pengairan berselang 7 hari tergenang 3 hari kering memiliki suhu tanah kedalaman 15 cm lebih tinggi daripada pengairan konvensional dan pengairan berselang 10 hari tergenang 5 hari kering. Kondisi iklim mikro ini diharapkan berguna kaitanyya dengan fisiologi tanaman, hama, penyakit dan gulma padi serta pengendaliannya.

Jenis gulma yang mendominasi lahan pengairan konvensional dan berselang pada minggu ke 2 adalah jenis teki, pada minggu ke 8 adalah jenis gulma berdaun lebar, dan pada minggu ke 14 didominasi oleh gulma jenis teki. Jumlah individu dan bobot kering gulma yang tumbuh pada varietas Ciherang relatif lebih rendah dari pada varietas Rojolele Genjang, varietas Pandan Wangi dan varietas Mentik Wangi. Terjadi interaksi antara varietas dan pengairan pada jumlah jenis gulma, bobot kering gulma dan jumlah individu minggu ke-4 dan  jumlah individu gulma pada minggu ke-6.

Dinamika populasi Mikoriza varietas terbaik yaitu Mentik Wangi dan Pandan Wangi dengan pengairan 10 hari tergenang 5 hari kering. Pada perkembangan akar varietas terbaik yaitu Ciherang dengan pengairan 10 hari tergenang 5 hari kering. Pada hasil padi varietas terbaik yaitu Mentik Wangi dengan pengairan 7 hari tergenang 3 hari.

Terbatas pada kondisi penelitian ini, pengairan berselang dapat diterapkan untuk varietas padi lokal. Pertumbuhan dan hasil padi varietas padi lokal dapat ditingkatkan dengan penambahan pupuk fosfor SP-36 dan pupuk Kalium KCl. 

×
Penulis Utama : Bambang Heri Isnawan
Penulis Tambahan : 1. Samanhudi
2. Supriyono
3. Supriyadi
4.
NIM / NIP : T651808002
Tahun : 2023
Judul : EKOFISIOLOGI PENGAIRAN BERSELANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI LOKAL (Oryza sativa L.)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Pertanian - 2023
Program Studi : S-3 Ilmu Pertanian
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : ekofisologi padi, pengairan berselang, padi lokal, faktor abiotik, faktor biotik
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : http://ijaseit.insightsociety.org/index.php?option=com_content&view=article&id=9&Itemid=1&article_id=11057, https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/709/1/012063/pdf, https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/458/1/012021/pdf, https
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM. ASEAN Eng
2. Prof.Dr.Ir. Supriyono, M.S.
3. Prof.Dr.Ir. Supriyadi, M.S.
Penguji : 1. Dr.Ir. Amalia Tetrani Sakya, M.P.,M.Phil
2. Prof.Dr.Ir. Bambang Pujiasmanta, M.S.
3. Dr.Ir. Gatot Supangkat, M.P., IPM., ASEAN Eng.
Catatan Umum : Khusus Bab IV tidak setuju dipublikasi, karena 1 artikel sudah publish di jurnal dan 4 artikel sudah publish di prosiding IOP. Bagian lainnya setuju dipublikasi,
Fakultas : Fak. Pertanian
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.