Penulis Utama | : | Yoga Primadi |
NIM / NIP | : | S961902012 |
Latar Belakang: Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan suatu keadaan progresif yang mengenai >10% orang di seluruh dunia. Pasien CKD mengalami kondisi inflamasi persisten oleh berbagai sebab, ditunjukkan dengan peningkatan dari penanda inflamasi antara lain C-Reactive Protein (CRP) dan NF-?B. Peritoneal Dialysis (PD) adalah terapi penggantian ginjal yang dinilai memiliki beberapa kelebihan, menggunakan peritoneum sebagai membran semipermeable ultrafiltrasi (UF). Penggunaan dialisat dengan glukosa sebagai agen osmotik diduga menimbulkan proses inflamasi baik di peritoneum maupun sistemik. Peneliti ingin meneliti lebih lanjut apakah terdapat pengaruh PD menggunakan dialisat tinggi konsentrasi glukosa (4,25%) terhadap CRP dan NF-?B sebagai penanda inflamasi pada tikus model CKD V.
Metode: Penelitian eksperimental ini, menggunakan sampel coba tikus Sprague Dawley model CKD dengan pemberian aristolochic acid 2,5 mg dosis tunggal intraperitoneal. Dibagi menjadi 2 kelompok: kelompok CKD kontrol yang tidak diberi perlakuan dan kelompok CKD PD (dialisat 4.25%) masing-masing 7 sampel, kemudian dilakukan pemeriksaan ekspresi CRP dan NF-?B. Penelitian dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Data dianalisis menggunakan program SPSS for Windows Release 22.0 dan hasil pengujian dianggap bermakna bila nilai p <0>
Hasil: Pemeriksaan CRP ginjal pada kelompok CKD kontrol (11.43 ±14.35%) lebih rendah nilainya dibandingkan dengan kelompok CKD PD (42.14 ±23.43%), sementara NF-?B ginjal kelompok CKD kontrol (34.29 ±25.07%) nilai rata-ratanya lebih rendah daripada kelompok CKD PD (65.71 ±9.76%) dengan p<0>
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara PD terhadap ekspresi CRP dan NF-?B. Peritoneal dialysis dengan dialisat konsentrasi tinggi glukosa secara signifikan menaikkan ekspresi CRP dan NF-?B pada ginjal tikus model CKD.
Kata Kunci: chronic kidney disease, peritoneal dialysis, dialisat konsentrasi glukosa tinggi, CRP, NF-?B