Wahyudin Alim Sani. B0417056. 2023. Perkembangan Kotapraja Meester Cornelis (Jatinegara) Tahun 1905-1935. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.   

            Penelitian ini bertujuan, pertama, menjelaskan kondisi Meester Cornelis sebelum desentralisasi dan penyebab terpilihnya sebagai salah satu gemeente. Kedua, mengungkapkan perkembangan Gemeente Meester Cornelis tahun 1905–1925 dalam aspek pemerintahan, keuangan, sosial-ekonomi masyarakat dan transportasi publik. Ketiga, menyampaikan kelanjutan dari perkembangan Stadsgemeente Meester Cornelis dengan bentuk baru dari undang-undang desentralisasi 1922 pada periode 1926–1935.

            Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang terdiri dari empat tahapan, yaitu Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik sumber (Verifikasi), Interpretasi, dan Historiografi. Sumber primer sebagai sumber utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu sumber arsip dan surat kabar sezaman. Arsip yang digunakan yaitu arsip staatsblad dan regeerings-almanak. Surat kabar yang digunakan di antaranya adalah Bataviaasch Nieuwsblad, Deli Courant, De Nieuwe Vorstenlanden, De Indische Courant, Het Nieuws Van Den Dag, dan De Staandard. Sumber lain yaitu majalah seperti Locale Belangen, De Ingenieur dan De Indische Mercuur.

            Hasil penelitian menunjukkan, pertama, pembentukan Meester Cornelis menjadi salah satu wilayah gemeente berkaitan dengan keberadaan orang-orang Belanda yang tinggal di sana dan menuntut pemerintahan sendiri yang dikelola oleh orang Belanda. Selain itu, Meester Cornelis memenuhi syarat untuk menjadi daerah otonom berkat keuangan yang didapat dari perdagangan. Kedua, Pada periode 1905–1925, Gemeente Meester Cornelis mengalami pasang surut dalam aspek keuangan daerah hingga terjadi krisis akibat kesalahan dalam pengambilalihan tanah pada perusahaan tanah (Grondbedrijf). Pembangunan ditujukan untuk sarana penunjang bagi masyarakat dalam aspek sosial-ekonomi dan transportasi publik. Ketiga, Meester Cornelis berubah menjadi stadsgemeente karena undang-undang desentralisasi  tahun 1922. Perkembangan Meester Cornelis pada periode 1926–1935 masih berlanjut untuk urusan keuangan dan pembangunan kota melalui peran dari perusahaan-perusahaan kota. Penyatuan wilayah dengan Stadsgemeente Batavia mengakhiri perjalanan pemerintahan mandiri bagi Stadsgemeente Meester Cornelis.

            Kesimpulan penelitian ini yaitu pada periode desentralisasi tahun 1905-1935, Meester Cornelis telah mengalami perkembangan khususnya pada pembangunan infrastruktur dan juga terdapat hambatan dengan banyaknya kerugian pada sektor keuangan. Namun, semua itu dapat diselesaikan dan diakhiri dengan penggabungan wilayah bersama Batavia.

Kata kunci: Meester Cornelis, Jatinegara, desentralisasi, gemeente, kotapraja