Batik merupakan warisan adiluhung yang dimiliki oleh Indonesia, sepatutnya bangga akan batik lebih-lebih lagi pengakuan secara Internasional telah diberikan pada batik semenjak tahun 2009 oleh UNESCO (PBB) sebagai budaya tak benda. Seiring perkembangan zaman fungsi batik semakin luas dikalangan masyarakat salah satunya pada fungsi busana. Namun terdapat persoalan bahwasannya, batik belum menjangkau selera kalangan anak muda disebabkan oleh faktor dari corak motif yang baku, warna cenderung coklat, batik dianggap kuno tidak mengikuti perkembangan zaman.
      Metode yang dilakukan untuk memcahkan persoalan yang telah dijabarkan yakni dengan menyuguhkan perancangan motif batik agar menjangkau selera kalangan anak muda. Caranya dengan mengikuti perkembangan trend   lalu memahami bagaimana psikologis anak muda. Berkaitan dengan penentuan arah gaya visual dan warna batik. Proses pemecahan masalah dirujuk teori dari Nanang Rizali yang membahas bagaimana alur kerja memecahkan masalah.
     Hasil dari metode perancangan yang telah direalisasikan. Melalui pengumpulan data, studi lapangan, uji coba teknik dan riset artistik. Dari situ ditentukannya arah gaya visual yakni doodle semi planned. Hal ini juga berkaitan dengan pemilihan trend warna pada tone warna  pastel dan warna gelap terang. Penentuan gaya visual dan warna didasari oleh pertimbangan teknik saat melakukan proses produksi, pertimbangan riset artistik pada simbol motif dan pertimbangan pengumpulan data yang berakitan dengan pokok permasalahan. Maka dapat disimpulkan perancangan batik untuk menjangkau selera kalangan anak muda disajikan melalui proses pemecahan masalah sampai pada hasil akhir produk jadi siap dipasarkan.