Villia Sekar Ananda, D0419066. Analisis Kebijakan Legalisasi Ganja di Thailand Pada Tahun 2022 di Tengah Agenda War On Drugs. Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Seiring dengan pergantian rezim, ganja medis secara resmi dilegalkan di Thailand pada 18 Februari 2019 dan kebijakan ini menjadikan Thailand sebagai negara pertama yang melakukannya di Asia Tenggara. Kemudian pada 9 Juni 2022, pemerintah Thailand akhirnya secara resmi mengeluarkan ganja dari daftar narkotika di Thailand. Menyikapi kebijakan tersebut
muncul protes dari sebagian masyarakat, ahli kesehatan, dan para pemimpin Islam di Thailand. 
Secara internasional, adanya konsensus terhadap narkoba yang berbeda-beda diberbagai negara 
dapat memunculkan fragmentasi kebijakan yang akan berdampak buruk terhadap koordinasi antara negara-negara di dunia, akan mempersulit upaya perlindungan kesehatan masyarakat global, dan menimbulkan efek limpahan lintas batas yang tidak terduga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa alasan dibalik penetapan kebijakan legalisasi ganja di Thailand pada tahun 2022 dan untuk memberi gambaran terhadap adaptasi kebijakan legalisasi ganja Thailand dari yang sebelumnya menerapkan kebijakan war on drugs skala besar 2003. Penelitian ini menjadi salah satu kajian yang melihat latar belakang dari kebijakan yang diambil negara Thailand dalam hal legalisasi ganja. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori rational choice dan konsep kepentingan nasional. Penulis meyakini bahwa Thailand merubah kebijakan terhadap ganja karena mengejar kepentingan ekonomi dalam 
bentuk isu-isu utama. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian kualitatif eksplanatif dengan sumber data dari studi kepustakaan dan analisa data menggunakan teknik dari Miles dan Hubarman.