Ketidakadilan gender menjadi bahasan populer yang mengindikasikan perilaku dan stigma buruk pada perempuan dan sering dimunculkan melalui media massa akhir-akhir ini. Salah satunya melalui serial drama Spanyol, Money Heist. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi bentuk ketidakadilan gender dalam serial drama “Money Heist”. Analisis yang digunakan berdasarkan karakteristik bentuk ketidakadilan gender menurut Mansour Fakih (2013:13).
Film dan serial drama merupakan salah satu media massa yang berpotensi untuk mempengaruhi khalayak, karena kemampuan dan kekuatannya yang mampu menjangkau banyak segmen sosial (Irawanto, 1999). Sejalan dengan pendapat Dominick mengenai lima fungsi komunikasi massa, salah satunya media ingin mengajak khalayak untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok (Elvinaro, 1981).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes yang akan menghasilkan analisis berupa denotasi, konotasi, dan mitos. Cara menganalisinya dimulai dengan menggunakan purposive sampling karena dari seluruh scene dalam serial drama Money Heist tidak semuanya mengandung unsur ketidakadilan gender. Kemudian data yang sudah terkumpul diolah dengan cara mengambil screenshot beberapa adegan yang menggambarkan ketiadakadilan gender, memperhatikan sinematografi, dibuat transkrip dari narasi dialognya, lalu peneliti memilah data-data yang ditemukan dan mengelompokkannya sesuai tema temuan untuk kemudian dianalisis lebih lanjut.
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat ketidakadilan gender yang diklasifikasikan oleh Mansour Fakih dalam serial drama Money Heist. Sebagai contoh adegan pemerkosaan. Dari faktor timbulnya pemerkosaan, sesuai dengan yang terjadi di Spanyol. Selain itu, penelitian ini juga menemukan cara menghilangkan ketidakaadilan gender. Yaitu dengan menyepakati bahwa gender setiap orang berbeda dan dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan.

Kata kunci: Gender, Ketidakadilan Gender, Serial Drama, Semiotika, Roland Barthes