Penulis Utama : Siti Khoiriyah
NIM / NIP : T741608004
×

Semakin meningkatnya pembangunan maka perkembangan hunian dan industi juga semakin meningkat, termasuk di sekitar daerah aliran sungai Sub DAS Bengawan Solo. Air limbah industri dibuang ke saluran drainase umum bercampur dengan air limbah domestik menuju sub-DAS Bengawan Solo. Untuk menanggulangi pencemaran yang timbul akibat air limbah, maka pengolahan air limbah merupakan hal yang mutlak diperlukan. Metode pengolahan air limbah dapat berupa metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Dari beberapa metode pengolahan biologis, penggunaan tumbuhan merupakan metode efektif untuk menurunkan kadar bahan organik di perairan.
Lingkungan telah tercemari oleh berbagai polutan termasuk limbah estrogenik, sehingga disebut EDC (Endocrine Disrupting Hormone) atau SPH (Senyawa pengganggu Hormon). SPH terdeteksi pada media lingkungan (air dan sedimen), bahan pangan (ikan, kerang/siput), dan manusia (darah, urin, rambut, dan air susu ibu). Kandungan SPH di lingkungan maupun organisme merupakan peringatan dini terhadap kesehatan ekosistem, organisme (individu dan populasi) serta manusia . EDC ditemukan pada hampir semua matriks air, termasuk pada limbah yang sudah diolah maupun belum diolah, air permukaan, air dalam dan juga pada air minum. Sumber EDC/SPH berasal dari limbah farmasi, limbah industri dan limbah domestik . Pil KB yang diekskresikan melalui urin merupakan salah satu contoh sumber EDC.
Upaya penghapusan limbah estrogenik dapat dilakukan dengan fitoremediasi. Dalam beberapa studi disebutkan bahwa Portulaca oleraceae mampu menghilangkan polutan logam berat diantaranya Cd, Cu, Zn, Hg, Pb dan Se. Pada penelitian kali ini dengan menggunakan tumbuhan Portulaca sp atau krokot. yang banyak tumbuh pada saluran buangan limbah cair sekitar pemukiman. Fitoremediasi dilakukan untuk mengolah air yang terkena limbah estrogenic menjadi air bersih yang layak digunakan untuk kebutuhan manusia. Terjadinya pergeseran nilai dan kualitas air Sub-DAS Bengawan Solo pada akhirnya menjadikan lingkungan yang tidak sehat bagi masyarakat yang menggunakannya, khususnya masyarakat yang berada di sepanjang daerah aliran sungai. Jika masyarakat ingin kembali kepada lingkungan yang sehat dan tidak ada pencemaran atau polusi, maka harus rela mengeluarkan sejumlah uang untuk membayarnya. Ini dianggap sebagai nilai ekonomi yang hilang akibat pencemaran. Keinginan membayar atau willingness to pay (WTP) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan, dapat juga diartikan jumlah uang yang ingin diberikan oleh seseorang untuk memperoleh suatu peningkatan kondisi lingkungan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Penelitian ini terdiri atas 4 tahapan dengan masing- masing tujuan. Diantaranya adalah mengidentifikasi limbah estrogenik di sub-DAS Bengawan Solo,mengkarakterisasi perbedaan morfologi dan bahan aktif pada tiga jenis Portulaca (Portulaca pillosa, Portulaca oleraceae, dan Portulaca grandiflora),  menguji efektivitas fitoremediasi ketiga jenis Portulaca terhadap pengelolaan limbah estrogenik di sub-DAS Bengawan Solo serta menemukan estimasi valuasi ekonomi terkait dengan penggunaan air bersih pada masyarakat di sekitar sub-DAS Bengawan Solo. Prosedur yang digunakan pada tahap pertama adalah dengan uji HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) di lab MIPA Terpadu UNS dengan sampel air sungai . Ada 4 lokasi pengambilan sampel yaitu sungai Premulung, sungai Pepe, sungai Kalianyar dan sungai Pucangsawit. Tahap dua dengan uji TLC (Thin Layer Chromatografi) di lab Biologi FMIPA UNS. Tahap ketiga dilakukan uji HPLC. Tahap keempat dengan kuesioner terhadap masyarakat sekitar sungai untuk menemukan estimasi WTP (Willengness To Pay) air bersih dengan pendekatan CMV (Contingent Methode Valuation).
Hasil penelitian pada tahap satu identifikasi limbah estrogenic air permukaan sub DAS bengawan Solo dengan analisis HPLC telah berhasil ditemukan senyawa fenol dengan konsentrasi 0,013 ng/L dari sampel sungai Pucang Sawit. Senyawa estradiol pada air permukaan sungai di Sub DAS Bengawan Solo. dapat dideteksi di delapan lokasi sampel sungai hingga konsentrasi berkisar antara 0,0016 ng/L - 0,9350 ng/L dan rata-rata adalah 0,2269 ng/L.
Pada tahap kedua ditemukan morfologi Portulaca.oleraceae dengan batang berbentuk bulat berwarna coklat keunguan, berdaun tunggal, tebal berdaging berbentuk bulat telur dengan warna permukaan atas daun hijau tua dan permukaan bawahnya merah tua, tangkainya pendek, dan bagian ujung daun bulat melekuk ke dalam. Portulaca grandiflora memiliki daun tunggal, tidak bertangkai, berbentuk silindris dan tebal berdaging dan berair. Bunganya berkelompok 2 – 8 yang muncul diujung batang. Warna bunganya bervariasi mulai merah, putih, orange, hingga kuning. Portulaca pillosa berdaun agak bulat telur-elips dan sedikit pipih Rambut aksila banyak, panjang dan padat. Bunga-bunga P. pilosa berwarna merah muda, ungu, magenta, atau merah tua. Hasil analisis KLT menunjukkan bahwa ketiga jenis Portulaca mengandung metabolit sekunder berupa saponin, flavonoid dan tannin. Hal yang membedakan dari  temuan metabolit sekunder ini adalah P. pillosa mengandung saponin tertinggi dibandingkan dua jenis lainnya, sehingga zat inilah yang berpotensi sebagai penekan limbah estrogenic.
Tahap ketiga ditemukan bahwa ketiga jenis tumbuhan Portulaca terbukti efektif sebagai agen hayati dalam proses fitoremediasi limbah estrogenic. Dalam percobaan 24 perlakuan dengan masing-masing 2 gram Portulaca yang diinkubasi dalam sampel 50 ml air sungai, ditemukan bahwa perlakuan PW1 (P.pillosa terhadap air sampel premulung hulu) merupakan perlakuan yang mampu menurunkan kadar estradiol tertinggi yaitu sebesar 5,75 ppm atau 99,88%
. Perlakuan GW1 (P grandiflora terhadap air sampel Premulung hulu mampu menurunkan kadar estradiol sebesat 2,34 pp atau 40,66%. Perlakuan OW1 ( P olleraceae terhadap air sampel premulung hulu) mampu menurunkan 0,9 ppm atau 15,66%. Proses fitoremediasi Portulaca ini termasuk dalam mekanisme fitofiltrasi dan fitostabilisasi.
Pada tahap empat setelah dilakukan regresi logistik multinomial Valuasi ekonomi dengan pendekatan CVM terhadap masyarakat sekitar Sub-DAS Bengawan Solo dalam menentukan WTP diperoleh hasil bahwa 69,2% responden memilih simulasi ke-3 yaitu bersedia menanam 20 rumpun tumbuhan portulaca untuk membersihkan 50 liter air dengan biaya Rp 300.000,00. Simulasi ke-2, terdapat Sejumlah 15,8% memilih simulasi ke-2 yang bersedia menanam 15 rumpun tumbuhan portulaca dengan kemampuan membersihkan 37,5 lite r air dengan biaya Rp 225.000,00. Sejumlah 15% responden memilih simulasi pertama dengan bersedia menanam 10 rumpun tumbuhan portulaca untuk membersihkan 25 liter air dengan biaya  Rp 150.000,00.
Kebaruan hasil penelitian ini adalah identifikasi fenol dan estradiol di Sub DAS bengawan Solo, dimana keduanya adalah EDC yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan satwa air; kandungan metabolit sekunder flavonoid, saponin dan tannin pada ketiga jenis Portulaca sp yang berpotensi untuk fitoremediasi limbah estrogenik; efektivitas yang mencapai 99,8% P. pillosa dalam menurunkan kadar estradiol sebagai EDC ; ditemukannya estimasi WTP terhadap air bersih yaitu 69,2% responden memilih simulasi ke-3 yaitu bersedia menanam 20 rumpun
tumbuhan Portulaca untuk membersihkan 50 liter air dengan biaya Rp 300.000,00.
Aplikasi terhadap temuan ini adalah bahwa limbah estrogenik dapat dihilangkan  dengan Portulaca, maka air sungai sebelum digunakan oleh masyarakat dapat dikonservasi dengan dibuatkan contruction wetland (kolam yang ditumbuhi tanaman sebagai bioremediator) dan budidaya Portulaca perlu dilakukan dibadan-badan sungai.
Upaya konservasi air sungai yang tercemar limbah estrogenic dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keamananan sumber air minum yang sering digunakan warga masyarakat kota Surakarta. Perlu edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat bahwa limbah estrogenik terutama fenol dan estradiol pada air sungai memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan air. Untuk penelitian yang akan datang perlu dilakukan uji identifikasi fenol dan estradiol untuk sungai-sungai yang lain serta mekanisme fitoremediasi circular flow trap atau aliran sebelum masuk sungai bengawan solo di alirkan dulu di kolam  jebakan yang ditumbuhi dengan agen fitoremediator kemudian dialirkan ke sungai bengawan solo .

Kata Kunci : limbah estrogenik, Portulaca, Sub DAS bengawan Solo

 

×
Penulis Utama : Siti Khoiriyah
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T741608004
Tahun : 2021
Judul : Konservasi Air Tercemar Limbah Estrogenik Berbasis Agen Hayati dan Valuasi Ekonomi di Sub-Das Bengawan Solo
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2021
Program Studi : S-3 Ilmu Lingkungan SDA
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana-T741608004
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Prabang Setyono, M.Si.
2. Dr. Evi Gravitiani M.Sc.
Penguji :
Catatan Umum : Lamp unpublish
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.