Ekokritik menjadi jalan penyambung antara kritik sastra dengan permasalahan lingkungan hidup. Telaah relasi antara sastra dan lingkungan hidup yang mempertanyakan sebab kerusakan alam akibat pembangunan atas dalih kepentingan ekonomi dan politik menjadi tujuan besar kajian ekokritik. Telaah tersebut sekaligus meninjau perspektif keterlibatan dan komitmen sastra dalam mencegah perusakan alam lebih lanjut oleh manusia. Pada batas argumen tersebut penelitian ini dibentuk. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah representasi persoalan lingkungan yang termanifestasikan dalam lagu-lagu Rahasia Band.
Penelitian ini bertujuan membuktikan bagaimana sastra mampu menjadi cermin pertobatan ekologi dalam arus besar produksi kebudayaan. Pembuktian tersebut ditempuh melalui dua cara, pertama menelusuri bentuk kritik ekologi dan kedua melacak relevansi bentuk kritik ekologi pada fakta-fakta objektif yang meliputi konteks representasi kritik ekologi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dalam bentuk deskripsi interpretasi data. Pemilihan lagu-lagu Rahasia Band diseleksi berdasarkan purposive sampling. Setelah diseleksi berdasarkan purposive sampling yang berkaitan erat dengan permasalahan ekologi dan sikap nyata sastra sebagai media kritik atas perusakan lingkungan hidup, maka terpilihlah tiga lagu Rahasia Band yang dijadikan objek penelitian. Pertama adalah lagu yang berjudul Nalar Elite Negeri Ini (2015), kedua Panggilan Tanah Air (2017), dan ketiga Pengusiran Pribumi secara Halus (2015).
Hasil penelitian ini menyimpulkan lagu-lagu Rahasia Band telah merepresentasikan dengan baik fakta-fakta objektif kerusakan lingkungan hidup yang pelik. Pembangunan yang bercorak kapitalistik bukan hanya melahirkan praktik manipulatif pembangunan, tetapi turut pula melanggengkan kemiskinan sistemik yang menimpa masyarakat.

Kata kunci: Ekokritik, lingkungan hidup, produksi kebudayaan, representasi, krisis ekologi