Latar belakang: Antenatal care merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada ibu hamil dalam bentuk pemeriksaan antenatal yang dilakukan untuk mencegah penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu hamil dan anak. Penurunan angka kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan mengakibatkan tingginya kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pendidikan, perencanaan kehamilan, dukungan suami, dan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal.

Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan meta-analisis dengan PICO. Population: ibu hamil. Intervention: pendidikan tinggi, kehamilan yang direncanakan, dukungan suami kuat, dan jarak ke fasilitas dekat. Comparison: pendidikan rendah, kehamilan yang tidak direncanakan, dukungan suami lemah, dan jarak ke fasilitas jauh. Outcome: pemanfaatan pelayanan antenatal. Artikel yang digunakan diperoleh dari empat database, yaitu Google Scholar, BMC Pregnancy and Childbirth, PubMed, dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel adalah “Antenatal Care” AND “Utilization of ANC” AND “Husband Support and ANC”. Artikel yang digunakan adalah full text bahasa inggris dari tahun 2009 hingga 2022. Artikel dipilih menggunakan diagram PRISMA dan dianalisis menggunakan aplikasi Review Manager 5.3.

Hasil: 14 artikel studi cross-sectional berasal dari Afghanistan, Ethiopia, Filipina, Indonesia, Mozambik, Myanmar, Nepal, dan Vietnam. Besar sampel=16.015. Berdasarkan analisis, ibu dengan pendidikan tinggi memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal sebesar 2.93 kali dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan rendah dan signifikan secara statistik (aOR=2.93; CI 95%=1.93 hingga 4.45; p=0.001). Ibu yang merencanakan kehamilan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal sebesar 1.99 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak merencanakan kehamilan dan signifikan secara statistik (aOR=1.99; CI 95%=1.26 hingga 3.15; p=0.003). Ibu yang mendapatkan dukungan suami memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal sebesar 2.89 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan dukungan suami dan signifikan secara statistic (aOR=2.89; CI 95%=1.23 hingga 6.81; p=0.020). Ibu yang berjarak dekat ke fasilitas kesehatan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan pelayanan antenatal sebesar 3.07 kali dibandingkan dengan ibu yang berjarak jauh ke fasilitas kesehatan dan signifikan secara statistik (aOR=3.07; CI 95%=1.43 hingga 6.55; p=0.003).

Kesimpulan: Pendidikan, perencanaan kehamilan, dukungan suami, dan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal.