×
Kebutuhan akan beras yang semakin tinggi tidak diimbangi dengan peningkatan produksi padi. Salah satu faktor penurunan produksi padi ialah serangan organisme pengganggu tanaman berupa walang sangit (Leptocorisa acuta). Pengendalian hama walang sangit dengan menggunakan pestisida sintetik berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif lainnya. Penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 dapat berperan sebagai alternatif pengendalian walang sangit pada padi. Sistem tanam jajar legowo merupakan pengaturan jarak dan letak tanam secara berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman dengan satu baris kosong. Penerapan sistem tanam jajar legowo diharapkan mampu meningkatkan hasil panen dan meminimalisir populasi walang sangit maupun kerusakan yang disebabkan oleh walang sangit. Tujuan dari penelitian ini ialah mempelajari pengaruh sistem tanam jajar legowo 2:1 terhadap populasi walang sangit, intensitas kerusakan yang disebabkan walang sangit, dan hasil panen. Penelitian dilaksanakan mulai Bulan April 2022 sampai Juni 2022 di Desa Karanglo Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah sistem tanam jajar legowo 2:1 serta sistem tanam konvensional / tegel yang masing-masing diterapkan pada satu petak lahan. Selama proses budidaya padi, tidak diaplikasikan pengendalian hama dengan cara apapun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi kelompok telur, nimfa, dan imago walang sangit pada sistem tanam jajar legowo 2:1 cenderung lebih rendah dibandingkan sistem tanam konvensional. Intensitas kerusakan yang disebabkan walang sangit dan bobot 1000 butir padi pada sistem tanam jajar legowo 2:1 juga cenderung lebih rendah dibandingkan sistem tanam konvensional. Analisis statistik menyatakan bahwa sistem tanam jajar legowo 2:1 tidak berpengaruh nyata terhadap intensitas kerusakan dan bobot 1000 butir. Adapun produksi gabah kering panen dan gabah kering giling pada sistem tanam jajar legowo 2:1 lebih tinggi dibandingkan sistem tanam konvensional.