Masyarakat Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 26,5 juta atau 9,71% hidup dibawah Rp 486.168 per kapita per bulan atau tergolong dibawah kemampuan atau miskin. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam sebanyak 237.531.227 Jiwa atau 86,73% jumlah penduduk Indonesia tahun 2021. Strategi menuju pengentasan kemiskinan salah satunya dengan menggerakkan filantropi melalui pemanfaatan potensi pendanaan keagamaan menuju kesejahteraan masyarakat. akan tetapi, masih ada program Lembaga Amil Zakat yang belum sesuai dengan aturan kesejahteraan seperti, menyalurkan dana Filantropi Islam secara langsung bersifat konsumtif. Selain itu, terdapat permasalahan yang berkembang saat ini bahwa ada gerakan organisasi keagamaan yang dipolitisasi untuk kepentingan pihak-pihak tertentu sehingga mempengruhi proses pendayagunaan dana Filantropi Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis motif pelaku pemberdayaan ekonomi masyarakat Organisasi Hidayatullah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek amatan Organisasi Hidayatullah, Baitul Maal Hidayatullah, dan Koperasi As-Sakinah. Data dikumpulkan melalui wawancara informan, observasi, dan kajian dokumentasi yang dianalisis untuk mencapai kesimpulan penelitian. Hasil penelitian menjawab empat pertanyaan penelitian, yaitu: Pertama, Tujuan pelaku pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai pendayagunaan Filantropi Islam di Hidayatullah adalah memberi bantuan kepada sesama dan menjalankan tugas dan amanah. Kedua, Program pemberdayaan dilakukan pelaku pemberdayaan ekonomi masyarakat di Hidayatullah Jawa Timur melalui BMH dengan pemberdayaan sinergi dan Koperasi As-Sakinah dengan pemberdayaan UMKM. Pemberdayaan termasuk dalam tindakan sosial tipe rasional instrumental yang dirancang untuk mencapai kesejahteraan meskipun membutuh waktu yang lama dan tindakan sosial tipe rasional berorientasi nilai yang berorientasi pada keberhasilan dakwah agama untuk kesejahteraan. Ketiga, Berdasarkan aspek motif pelaku pemberdayaan memiliki tujuan membantu orang lain untuk kesejahteraan sesuai dasar motif altrusime, akan tetapi terdapat juga tujuan menjalankan tugas dan amanah untuk mencapai tujuan tertentu yang merupakan suatu kepentingan tersendiri yang menggambarkan motif egoisme. Keempat, Institusionalisasi motif pelaku pemberdayaan menjadi proses penambahan nilai pada individu untuk menjalankan tugas. Pelaku pemberdayaan memiliki tugas dan amanah sebagai anggota organisasi yang turut serta menjunjung visi dan misi organisasi sehingga tindakan pemberdayaan dilandasi oleh tujuan organisasi memiliki kecenderungan motif egoisme yang mendominasi.