Konsep pengendalian hama terpadu (PHT) berkembang dan diterapkan dengan dilandasi prinsip yaitu budidaya tanaman sehat, dan mendayagunakan fungsi musuh alami, pengamatan mingguan, dan petani menjadi ahli PHT. Pentingnya kemandirian petani dalam penerapan pengendalian hama terpadu yaitu agar petani tidak hanya bersandar pada petunjuk dari penyuluh atau pihak lain, tetapi lebih bersandar pada kemampuan dan kekuatan sendiri yang didorong oleh motivasinya untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui tingkat kemandirian petani dalam pengendalian hama terpadu, faktor-faktor pembentuk kemandirian petani dalam pengendalian hama terpadu, dan menganalisis pengaruh faktor-faktor pembentuk kemandirian terhadap kemandirian petani padi dalam pengendalian hama terpadu di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive di Desa Gentan dan Jagan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling sejumlah 64 petani. Analisis data yang digunakan yaitu uji regresi linear berganda menggunakan program IBM SPSS Statistics 25.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor pembentuk kemandirian antaralain luas lahan usahatani berkisar antara 1000-4000 m2, pengalaman berusahatani selama rentang 21-20 tahun, penyuluh memiliki peran yang rendah, dan kelompok tani memiliki peran yang tinggi. Faktor pengalaman berusahatani memiliki pengaruh paling tinggi terhadap kemandirian petani dalam pengendalian hama terpadu. Kemandirian petani dalam pengendalian hama terpadu tergolong rendah karena petani belum mampu mengatasi permasalahan, mengatur dan memenuhi sumberdaya, dan menjaga independensi dalam pengendalian hama terpadu.