Esport merupakan singkatan dari Electronic Sports Menurut Anthony Khoo dalam More or Less Democracy and New Media 2012 halaman 263 menyatakan bahwa E-Sports are games or activities played on a computer or console, often involving an internet connection. Jadi dapat disimpulkan esport adalah suatu aktivitas ketangkasan yang dilakukan menggunakan alat elektronik dalam ruang lingkup permainan virtual dan biasanya membutuhkan koneksi internet. Kegiatan seputar esport memerlukan sebuah esport arena agar dapat berjalan sesuai potensi maksimalnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah esport arena yang dapat menampung seluruh kegiatan seputar esport. Fleksibilitas ruang dipilih sebagai pendekatan dalam perancangan ini karena dengan memanfaatkannya, sebuah esport arena dapat berfungsi mengikuti kegiatan atau turnamen game yang diadakannya. Fleksibilitas ruang terbagi menjadi dua yaitu teori Carmona yang berisi tentang perubahan ruang dapat terjadi seiring berjalannya waktu dan aktivitas pengguna. Sedangkan teori Habraken yang berisi penambahan, pengurangan, dan pergerakan komponen dapat mempengaruhi terjadinya perubahan ruang. Tapak terpilih yaitu Yogyakarta dengan berbagai pertimbangan diantaranya belum adanya fasilitas esport, kantor cabang Indonesia Esport Association (IESPA), survei lembaga Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dan status Yogyakarta sebagai kota pelajar. Metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan cara pengumpulan data secara online, studi pustaka, pengolahan data, analisis data, selanjutnya masuk ke proses pemodelan menggunakan software modeling. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu penerapan fleksibilitas yang diaplikasikan ke dalam ruang berupa penambahan, pengurangan, dan pergerakan komponen ruang sehingga tercipta ruang dengan fungsi baru sesuai aktivitas pengguna dan dapat beradaptasi seiring berjalannya waktu.