Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan pengganti Ujian Nasional (UN) dengan materi literasi dan numerasi. Namun, dalam pelaksanaannya hasil tes numerasi masih di bawah rata-rata. Hal ini terjadi di SD Negeri Kleco II Surakarta, peserta didik menemui masalah dalam menyelesaikan soal numerasi khususnya dalam materi pecahan. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu 1) Bagaimana pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum di SD Negeri Kleco II Surakarta?; 2) Bagaimana kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal numerasi pecahan pada Asesmen Kompetensi Minimum di SD Negeri Kleco II Surakarta?; 3) Bagaimana upaya Kepala Sekolah dan Guru kelas dalam mengoptimalkan kebijakan Asesmen Kompetensi Minimum pada numerasi di SD Negeri Kleco II Surakarta? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan AKM, kesulitan yang dialami peserta didik, dan upaya untuk mengatasi kesulitan menyelesaikan soal numerasi pecahan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek peserta didik yang melaksanakan Asesmen Kompetensi Minimum. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi, wawancara, dan angket. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan hasil penelitian ini yaitu Asesmen Kompetensi Minimum di SD Negeri Kleco II Surakarta dilaksanakan dengan persentase 83,1% (Baik) mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan dan evaluasi. Kesulitan yang dialami peserta didik yaitu kesulitan dalam konsep, kesulitan dalam keterampilan, dan kesulitan pemecahan masalah. Terkait faktor penyebab berasal dari internal yang terdiri dari sikap dan motivasi. Faktor eksternal meliputi variasi pengajaran, media pembelajaran, dan lingkungan keluarga. Upaya yang telah dilakukan dengan mengajarkan numerasi dengan cara menyenangkan, menggunakan pembelajaran konkret, memperbanyak latihan soal, dan bekerjasama dengan orang tua. Disarankan kepada sekolah akan lebih baik jika menambah server internet dan memiliki cadangan genset. Bagi guru untuk lebih mengembangkan pengajaran yang inovatif dan kreatif, membiasakan soal numerasi, dan meningkatkan motivasi peserta didik. Bagi peserta didik hendaknya lebih berupaya untuk mengatasi kesulitan yang dialami dengan cara berdiskusi dengan teman atau guru. Bagi orang tua hendaknya lebih memberikan perhatian dengan menjalin komunikasi yang baik dengan guru.