Latar Belakang: Sekitar 50% kejadian anemia pada perempuan disebabkan oleh defisiensi zat besi. Zat besi dalam tubuh berperan dalam menyintesis protein transpor oksigen seperti hemoglobin. Kadar hemoglobin remaja dikatakan rendah apabila nilainya <12>Metode: Penelitian ini merupakan randomized control trial dengan rancangan pretest posttest with control group yang dilakukan selama 2 minggu dengan subjek 28 remaja putri anemia dan dibagi secara random kedalam 4 kelompok. Kelompok K- (hanya mengonsumsi makanan biasa), K+ (konsumsi makanan biasa ditambah TTD/Tablet Tambah Darah), P1 (diberikan snack cup SangKurMa dengan perbandingan bahan 110:33:11) dan P2  (diberikan snack cup SangKurMa dengan perbandingan bahan 130:39:13). Kadar hemoglobin dan hematokrit diperiksa menggunakan metode Autoanalyzer. Data asupan makanan diperoleh melalui pengisian formulir food record selama penelitian berlangsung. 
Hasil: Uji paired-sample t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan hemoglobin secara signifikan sebelum dan sesudah perlakuan pada keempat kelompok yang ditunjukkan dengan nilai p= 0,92 (K-),  p= 0,61 (K+), p= 0,78 (P1) dan p= 0,92 (P2). Uji paired-sample t-test nilai hematokrit juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai p= 0,67 (K-),  p= 0,19 (K+), p= 0,15 (P1) dan p= 0,61(P2). Uji kruskal wallis terhadap kadar hemoglobin dan hematokrit menunjukkan tidak terdapat perbedaan perubahan rerata antar kelompok yang secara berurutan ditunjukkan dengan nilai p= 0.355 dan p=0,731. Uji kruskal wallis dan Anova menunjukkan terdapat perbedan yang sangat signifikan pada aspek asupan zat besi dan vitamin C antar kelompok yang ditunjukkan dengan nilai p= 0,00, sedangkan pada aspek protein tidak berbeda signifikan (p=0,99). 
Kesimpulan: Konsumsi snack cup SangKurMa selama 2 minggu tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar hemoglobin dan hematokrit, namun berpengaruh sangat signifikan pada peningkatan asupan zat besi dan vitamin C.