Teknologi tidak hanya mengubah media, tetapi juga kebiasaan pengguna dan bagaimana media digunakan. Pandemi Covid-19 semakin mempercepat migrasi penggunaan media tradisional ke media baru. Televisi konvensional kini harus bersaing dengan berbagai media baru ‘mirip televisi’ yang menawarkan konten audio visual. Salah satunya layanan video berlangganan atau over-the-top (OTT). Layanan video berlangganan yang mengadopsi teknologi terbaru menawarkan berbagai keunggulan yang tidak dimiliki televisi konvensional. Popularitas layanan over-the-top semakin meningkat selama pandemi diiringi peningkatan jumlah pengguna dan munculnya berbagai penyedia layanan baru.

Teori uses and gratification digunakan melihat bagaimana preferensi media para milenial Jabodetabek terhadap televisi konvensional dan over-the-top. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi audiens berupaya mengungkap preferensi media, motivasi, dan kepuasan penggunaan milenial. Selain itu, metode ini juga berupaya mengisi gap penelitian kuantitatif uses and gratification. Pendekatan kualitatif juga berupaya memperluas ruang eksplorasi teori uses and gratification agar relevan dengan media yang diteliti dan menemukan tipologi baru terkait motif dan kepuasan penggunaan media. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan delapan orang influencer film yang berasal dari generasi milenial dan berdomisili di Jabodetabek. Studi literatur digunakan sebagai data pendukung penelitian.

Penelitian ini menemukan bahwa preferensi milenial dipengaruhi oleh relasi sosial, ekskusivitas konten, teknologi media, biaya berlangganan, dan ekspektasi pengguna. Motif penggunaan media terdiri dari pencarian informasi, relaksasi, kenyamanan, upaya mendapat hiburan, kemudahan akses, interaksi sosial, keuntungan finansial, peluang kerja, dan eksistensi sosial. Kepuasan penggunaan media pada milenial terdiri dari fleksibilitas, personalisasi, menonton tanpa henti, distraksi sensor, distraksi iklan, dan eksklusivitas konten.