Munculnya perjanjian R-ARCSS yang menjadi titik awal perdamaian Sudan Selatan pada tahun 2018 nyatanya mengalami keterhambatan dalam implementasinya di beberapa bagian khususnya akses keterlibatan perempuan Sudan Selatan dalam politik dan pemerintahan. UN Women sebagai organisasi perempuan yang paling besar di Sudan Selatan berupaya untuk mampu meningkatkan partisipasi perempuan Sudan Selatan melalui pendekatan dengan tiga ruang lingkup yaitu pemerintah, organisasi internasional, dan non- governmental organization (NGO). Penulisan bertujuan untuk menganalisis peran UN Women dalam meningkatkan political awareness di Sudan Selatan pada jangka waktu 2020-2022, dengan mendeskripsikan latar belakang UN Women di Sudan Selatan, proses partisipasi perempuan dalam upaya perdamaian Sudan Selatan, faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi perempuan dalam politik dan pemerintahan, dan peran serta hasil upaya UN Women dalam meningkatkan political awareness di Sudan Selatan. Skripsi ini menggunakan tipe penelitian deskriptif serta dianalisis dengan mengumpulkan data yang didapat dari buku, jurnal, laporan, dan media sosial. Penjelasan mengenai peran UN Women dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di Sudan Selatan menggunakan teori organisasi internasional, dan teori pemberdayaan politik perempuan. Hasil dari penelitian ini berupa kesimpulan bahwa upaya UN Women melalui beberapa program seperti perubahan kebijakan dalam pemerintahan, penguatan kerjasama dengan organisasi internasional lainnya, dan pembuatan beberapa pelatihan khusus akhirnya mampu mengarah kepada peningkatan political awareness perempuan.