Kecelakaan kerja pada sektor konstruksi merupakan salah satu masalah yang saat ini sedang gencar ditanggulangi di Indonesia, terutama pada tahap pemeliharaan gedung. Pada tahap tersebut kecelakaan kerja kerap terjadi karena kendala dalam memperoleh informasi tekait keselamatan kerja dan masih diperlukan durasi yang lama untuk menganalisis serta mengakses data. Hal tersebut tentu berdampak negatif bagi pekerja maupun perusahaan baik dalam aspek biaya, mutu, dan waktu. Saat ini metode mitigasi kecelakaan kerja sudah berkembang dengan adanya teknologi BIM untuk mengatasi masalah interoperabilitas, analisis, serta aksesibilitas data. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan variabel model implementasi BIM terhadap K3 dan pengaruhnya untuk meminimalisasi kecelakaan kerja pada tahap pemeliharaan gedung.

Penelitian ini dilakukan dengan responden yang meliputi ahli BIM, K3, serta building manager. Guna mengetahui variabel model BIM yang dapat diimplementasikan terhadap K3 untuk meminimalisasi kecelakaan kerja, dilakukan studi dan analisis literatur dan wawancara. Setelah itu dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner dengan menggunakan metode Delphi kepada 42 responden untuk mengetahui pengaruh model implementasi BIM pada masing-masing pekerjaan dalam tahap pemeliharaan gedung. Tahap selanjutnya dilakukan evaluasi hasil pengolahan data kuesioner keseluruhan serta feedback terhadap model BIM. Konsensus data dapat tercapai dan data dapat dinyatakan valid apabila perbandingan nilai Coefficient of Variation (CV) putaran pertama dan kedua < 0>

Hasil yang didapatkan melalui analisis tinjauan literatur serta wawancara menyatakan bahwa terdapat tiga variabel model implementasi BIM terhadap K3 yang dapat meminimalisasi kecelakaan kerja pada tahap pemeliharaan, yaitu (1) BIM sebagai sarana integrasi data, dengan pendekatan format file Industry Foundation Classes (IFC); (2) BIM sebagai sarana analisis data, dengan pendekatan Facility Management Visualisation Analysis System (FMVAS); dan (3) BIM sebagai sarana aksesibilitas data, dengan pendekatan teknologi barcode/ Radio Frequency Identification (RFID) tags dan Augmented Reality (AR). Hasil yang didapatkan melalui penerapan metode BIM pada program K3 sebagai mitigasi kecelakaan kerja memiliki pengaruh terbesar pada model BIM sebagai sarana aksesibilitas data menggunakan barcode/RFID tags dan AR, dimana variabel tersebut berpengaruh terhadap 26 jenis pekerjaan pada tahap pemeliharaan.