Aluminium merupakan salah satu material logam yang umum dan banyak digunakan pada industri transportasi. Logam ini memiliki densitas yang rendah, ketahanan korosi yang tinggi, kemampuan deformasi yang baik. Permasalahan yang sering terjadi pada proses pengelasan aluminium adalah terbentuknya cacat porositas yang disebabkan karena aluminium memiliki perbedaan tingkat solubilitas gas hidrogen ketika fase cair dan padat yang akan menyebabkan gas hidrogen yang terlarut pada aluminium cair akan terjebak saat proses pembekuan. Penggunaan las Double Friction Stir Welding (DFSW) dapat menjadi solusi untuk mengurangi timbulnya cacat porositas pada sambungan las aluminium. DFSW adalah pengembangan proses pengelasan dua sisi pada FSW dengan menggunakan pergerakan dua tools di sisi bagian atas dan bawah secara bersama-sama. Variabel proses pengelasan DFSW terdiri dari tools design, rotational speed, transverse speed, dan axial load. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter diameter shoulder terhadap sifat fisik dan mekanik sambungan double friction stir welding pada panel ekstrusi AA6061. Variabel proses yang digunakan dalam proses pengelasan, yaitu diameter shoulder dengan variasi 20 mm, 22 mm, dan 24 mm yang dilakukan pada bagian posisi pengelasan 1G dan 4G, transversal speed 30 mm/s, rotational speed 1500 rpm, kemiringan tools 2°, diameter pin 4 mm, dan panjang pin 2,6 mm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan efek yang sama antara diameter shoulder yang digunakan terhadap sifat mekanik material. Semakin besar diameter shoulder yang digunakan mengakibatkan peningkatan nilai kekerasan, load capacity, dan flexural strength pada spesimen. Spesimen dengan diameter tools tertinggi (24 mm) memiliki sifat mekanik yang paling tinggi dengan nilai kekerasannya (HV) sebesar 71,73 load capacity sebesar 15,51 kN. dan flexural strength sebesar 4,7 MPa.