Pemerintah Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan infrastruktur pada berbagai sektor. Setiap infrastruktur yang dibangun diharap memiliki hasil yang maksimal. Salah satu inovasi untuk menunjang hal ini yaitu peningkatan kualitas beton. Beton bubuk reaktif adalah  inovasi beton yang tidak menggunakan agregat kasar dan digantikan dengan agregat halus yang dapat meningkatkan homogenitas campuran, kepadatan beton, dan menghasilkan beton mutu tinggi. Material konstruksi yang ramah lingkungan juga sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan alam. Fly ash sebagai pengganti sebagian semen menjadi salah satu inovasi beton yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variasi fly ash  terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton bubuk reaktif mutu tinggi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Rancangan campuran beton menggunakan silica fume 15%, pasir kuarsa 30% dan variasi fly ash 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan 12,5%. Benda uji kuat tekan beton berbentuk silinder dengan diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm, sedangkan benda uji modulus elastisitas beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Sebanyak 36 sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas beton dengan Compression Testing Machine, dial tambahan disertakan untuk mengukur deformasi benda uji. Pengujian dilakukan saat sampel berumur 28 hari.

Benda uji yang dihasilkan memiliki kuat tekan lebih dari 41,4 MPa sehingga memenuhi syarat sebagai beton mutu tinggi. Hasil pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas beton bubuk reaktif dengan variasi fly ash  0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan 12,5% masing-masing sebesar 83,86 MPa; 81,83 MPa; 80,81 MPa; 76,78 MPa; 72,19 MPa; 64,90 MPa dan 37409,48 MPa; 37021,05 MPa; 36631,73 MPa; 35978,96 MPa; 35189,37 MPa; 34452,57 MPa. Nilai kuat tekan dan modulus elastisitas beton bubuk reaktif mengalami penurunan setiap penambahan kadar fly ash. Penggunaan bahan tambah silica fume 15% dan variasi kadar fly ash secara bersamaan serta berkurangnya massa semen mengakibatkan reaksi yang terjadi antara Ca(OH)2  dari hasil hidrasi semen dan SiO2 dari bahan tambah berkurang sehingga fly ash dan silica fume tidak dapat bekerja secara maksimal dan berdampak pada penurunan kuat tekan dan modulus elastisitas beton.