Latar Belakang: Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) adalah bentuk standardisasi dan pembukuan dari nilai-nilai tanggung jawab profesional profesi kedokteran. Dalam KODEKI pasal 5 disebutkan, setiap tindakan dokter yang dapat melemahkan fisik dan daya tahan psikis, wajib mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga pasien dan hanya diberikan demi kebaikan dan kepentingan pasien. Pelaksanaan informed consent yang kurang sesuai dengan prosedur dapat mengakibatkan timbulnya keluhan dan tuntutan oleh pasien ataupun keluarga pasien sehingga dapat menyebabkan timbulnya permasalahan hukum bagi dokter. Dengan adanya KODEKI, diharapkan setiap tindakan medis yang dilakukan oleh dokter sebagai pelayan kesehatan akan selalu berpegang teguh pada moral dan etika yang berlaku di masyarakat. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan KODEKI sebagai dasar pemberian informed consent ketika dokter melakukan tindakan medis pada pasien.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah dokter umum dan dokter spesialis RS UNS dengan kriteria inklusi telah menjalankan profesi minimal 1 tahun dan pernah memberikan informed consent pada pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yang berjumlah 44 orang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana.
Hasil: Dari hasil analisis data, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan KODEKI dengan upaya pemberian informed consent ketika dokter melakukan tindakan medis pada pasien dengan nilai signifikansi 0,059, kekuatan korelasi kedua variabel sangat lemah yaitu 0,083 dan arah korelasi positif.
Simpulan: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pengetahuan KODEKI sebagai dasar pemberian informed consent ketika dokter melakukan tindakan medis pada pasien.

Kata Kunci: Pengetahuan, KODEKI, Informed Consent