Salah satu produk hasil dari pertanian tepatnya sektor peternakan yang permintaannya terus mengalami kenaikan adalah susu. Ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan konsumsi susu nasional sebesar 6,7% pada tahun 2016. Salah satu kabupaten produsen susu segar di Pulau Jawa adalah Kabupaten Boyolali dengan jumlah sapi perah pada tahun 2016 sebanyak 89.844 ekor dengan jumlah permintaan 49.913.068 liter. Jumlah penduduk Kabupaten Boyolali yang tinggi juga dapat menjadi pertimbangan bahwa banyak konsumen yang mengonsumsi susu segar sehingga juga akan mempengaruhi permintaan susu segar itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan susu segar di Kabupaten Boyolali seperti, harga susu segar, harga kopi, harga teh, harga gula pasir, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita. Metode dasar penelitian ini adalah metode penelitian eksplanatori. Pengambilan lokasi penelitian secara purposive di Kabupaten Boyolali. Analisis data menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan bantuan program software komputer antara lain : Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20. Variabel yang diteliti adalah harga susu segar, harga kopi, harga teh, harga gula pasir, jumlah penduduk dan pendapatan per kapita dari tahun 2001-2016 (16 tahun).
Hasil analisis data diperoleh model fungsi permintaan susu segar di Kabupaten Boyolali yaitu Ln Qd = -1,696 - 0,299LnX1 + 0,314LnX2 + 0,381LnX3
– 0,181LnX4 - 0,091LnX5 + 0,325LnX6. Variabel yang berpengaruh terhadap permintaan susu segar di Kabupaten Boyolali adalah harga susu segar, pendapatan per kapita dan harga gula pasir. Elastisitas permintaan untuk model analisis berdasarkan elastisitas harga sebesar -0,299 yang menunjukkan bahwa harga susu segar bersifat inelastis, berdasarkan elastisitas harga silang menunjukkan bahwa variabel harga gula pasir sebesar -0,181 yang menunjukkan bahwa gula pasir adalah barang komplementer bagi susu segar. Berdasarkan elastisitas pendapatan sebesar 0,325 yang menunjukkan susu segar termasuk barang normal.