Arista Yopi Adhitya. K1219020. Pembimbing I:  Dr. Rr. E. Nugraheni Eko Wardani, S.S., M.Hum. Pembimbing II: Dr. Chafit Ulya, M.Pd. EKRANISASI NOVEL MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA ARUMI E KE FILM MERINDU CAHAYA DE AMSTEL KARYA HADRAH DAENG RATU SERTA KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI AJAR SASTRA DI SMK. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2023.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan antara novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi E dan film Merindu Cahaya de Amstel karya Hadrah Daeng Ratu dari (1) Proses ekranisasi alur. (2) Proses ekranisasi latar. (3) Proses ekranisasi penokohan. (4) Kebermanfaatan ekranisasi antara novel Merindu Cahaya de Amstel karya Arumi E dan film Merindu Cahaya de Amstel karya Hadrah Daeng Ratu sebagai materi ajar sastra di SMK.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan content analysis. Sumber data pada penelitian ini adalah dokumen adalah novel Merindu Cahaya de Amstel, informan guru bahasa Indonesia SMK, dan peristiwa (aktivitas). Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis dokumen dan wawancara. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi metode. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, hasil ekranisasi alur novel ke film Merindu Cahaya de Amstel tidak seratus persen sama. Seluruh alur novel tak mungkin ditampilkan seluruhnya dalam film mengingat durasi film yang terbatas. Kedua, hasil ekranisasi latar novel ke film Merindu Cahaya de Amstel menunjukan adanya penyesuasian beberapa latar. Proses modifikasi latar dimungkinkan terjadi karena proses pengambilan adegan dapat terbentur perizinan wilayah setempat dan ketersedian properti. Ketiga, hasil ekranisasi tokoh novel ke film Merindu Cahaya de Amstel menunjukan adanya beberapa perubahan. Penghapusan tokoh dalam sebuah film disebabkan oleh penciutan alur dan penghematan biaya produksi film. Keempat, ekranisasi novel ke film Merindu Cahaya de Amstel dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis Kurikulum Merdeka yakni pada capaian pembelajaran fase F untuk kelas XII SMK. Novel dam film Merindu Cahaya de Amstel dinilai memiliki sisi edukasi, tercermin dalam isi novel tersebut dapat memotivasi siswa untuk selalu berpegang teguh dengan prinsip yang dianut, mandiri, dan berusaha untuk selalu mewujudkan impiannya.