Sejak Mali memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960, Mali telah mengalami instabilitas keamanan yang berkepanjangan, mulai dari pemberontakan etnis Tuareg hingga berubah menjadi pemberontakan jihadis. Untuk membantu Mali memukul mundur para kelompok militan Islam yang berada di Mali, Prancis telah bekerja sama dengan Mali dalam bentuk operasi militer, yakni Operasi Serval dan Operasi Barkhane. Namun, setelah lebih dari sembilan tahun memerangi pemberontakan jihadis di Mali, Prancis menarik pasukannya dari Mali sebagai tindakan sepihak akibat tata kelola domestik Mali yang tidak demokratis. Sebagai pengganti Prancis, Mali mencapai kesepakatan dengan perusahaan militer swasta asal Rusia, yakni Wagner Group untuk membantu memerangi kelompok militan Islam yang berada di Mali. Akan tetapi, setelah Wagner Group dikerahkan dalam perang melawan kelompok militan Islam di Mali, terjadi eskalasi konflik di Mali pada tahun 2022 yang ditunjukkan dengan peningkatan kematian warga sipil Mali pada tahun 2022. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Wagner Group Rusia terhadap stabilitas keamanan di Mali, tepatnya meneliti alasan dibalik eskalasi konflik yang terjadi akibat keterlibatan Wagner Group dalam perang melawan kelompok militan Islam di Mali pada tahun 2022. Adapun, jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis penelitian didasarkan pada teori spiral of violence milik Dom Helder Camara dan konsep Ulrich Petersohn mengenai tentara bayaran dan perusahaan militer dan keamanan swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eskalasi konflik yang terjadi di Mali pada tahun 2022 akibat keterlibatan Wagner Group dalam perang melawan kelompok militan Islam di Mali dikarenakan Wagner Group yang dikerahkan di Mali pada tahun 2022 digunakan oleh pemerintah Mali untuk melakukan perlawanan yang lebih keras terhadap kelompok militan Islam di Mali semenjak ketidakberhasilan intervensi militer Prancis di Mali sebelumnya, tepatnya dengan operasi penargetan warga sipil Mali yang diduga sebagai pejuang Islam. Selain itu, eskalasi konflik yang terjadi di Mali pada tahun 2022 setelah Wagner Group dikerahkan dalam perang melawan kelompok militan Islam di Mali juga disebabkan oleh jenis tugas dan skala kehadiran Wagner Group yang berada di Mali.