Karapan sapi merupakan salah satu aset budaya yang dimiliki oleh Indonesia Pelestarian tradisi karapan sapi akan selalu melekat dengan pelestarian sapi Madura. Untuk menjaga kelestarian budaya karapan sapi diperlukan perilaku pelestari sapi dalam memilih bibit sapi karapan yang baik. Melalui komunitas pelestari karapan sapi sapi karapan, komunikasi yang berjalan dalam membentuk jaringan komunikasi yang dapat mempengaruhi perilaku pelestari sapi karapan dalam memilih bibit sapi karapanyang baik. Penelitian ini bertitik tolak pada kerangka berpikir bahwa jaringan komunikasi memiliki peran terhadap peningkatan perilaku pelestari sapi dalam pemilihan bibit sapi karapan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui perilaku pelestari sapi dalam pemilihan bibit sapi karapan pada komunitas pelestari sapi karapan di Kabupaten Sampang, (2) mengetahui peranan, klik, dan struktur yang terbentuk dalam jaringan komunikasi pemilihan bibit sapi karapan pada komunitas pelestari sapi karapan di Kabupaten Sampang, dan (3) mengetahui hubungan antara jaringan komunikasi dengan perilaku pelestari sapi dalam pemilihan bibit sapi pada komunitas pelestari sapi karapan di Kabupaten Sampang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis sosiometri dan statistik. 

Hasil penelitian ini adalah pelestari sapi mampu memilih bibit sapi karapan berdasarkan kriteria bibit sapi karapan yang baik. Hasil analisis sosiometri menunjukkan terdapat peranan yang terbentuk antara lain opinion leader, bridge, dan neglectee. Kedekatan/klik yang terbentuk dapat terlihat dari terhubungnya semua pelestari sapi karapan dalam satu jaringan komunikasi. Struktur yang terbentuk memiliki kepadatan sangat rendah, diameter dekat, dan derajat keterhubungan sempurna, artinya komunikasi yang berjalan dalam komunitas telah berjalan secara efektif dan efisien. Hasil analisis statistik didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pelestari sapi karapan dalam pemilihan bibit sapi karapan dengan peranan pelestari sapi (sentralitas keperantaraan), klik, kepadatan, diameter, dan derajat keterhubungan yang mengindikasikan setiap pelestari sapi karapan berperan sebagai aktor yang berpengaruh serta memiliki kredibilitas melalui komunikasi yang efektif dan efisien. Sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan secara positif dengan peranan pelestari sapi (sentralitas tingkatan dan sentralitas kedekatan) yang mengindikasikan bahwa popularitas aktor dan aktor yang dekat dengan semua aktor pada komunitas tidak berpengaruh pada perilaku pelestari sapi karapan dengan pemilihan bibit sapi karapan.