Kebutuhan beton yang tinggi di Indonesia, mengharuskan adanya pengembangan berkaitan dengan teknologi beton dengan tujuan dapat menghasilkan beton dengan kinerja dan durabilitas yang tinggi sehingga dapat membuat suatu struktur bangunan yang kuat dan peka terhadap lingkungan. Salah satu teknologi beton yang diciptakan adalah Reactive Powder Concrete (RPC). Penelitian ini memiliki tujian untuk menentukan pengaruh penambahan variasi fly ash 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan 12,5% sebagai pengganti parsial semen terhadap serapan CO2 dan karbonasi pada Beton Bubuk Reaktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Rancangan campuran beton menggunakan silica fume 15%, pasir kuarsa 30% dengan variasi fly ash sebagai pengganti parsial semen sebesar 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan 12,5%. Benda uji untuk serapan CO2 beton dan karbonasi beton berbentuk silinder berdiameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm. Total benda uji yang digunakan adalah 72 buah. Pengujian serapan CO2 dilakukan dengan cara merendam benda uji kedalam larutan karbonat 4% selama 10+0,5 menit dan 24 jam kemudian menimbang benda uji dalam keadaan SSD dan membandingkannya dengan berat kering ovennya. Pengujian karbonasi beton dilakukan dengan cara memaparkan benda uji yang telah di-seal bagian sampingnya ke dalam larutan karbonat 4% selama 7, 14, dan 28 hari kemudian benda uji dibelah dengan alat Compression Testing Machine (CTM) lalu disemprotkan indikator phenolphthalein 1% untuk dapat mengetahui kedalaman karbonasi beton yang terjadi. Hasil pengujian serapan CO2 pada Beton Bubuk Reaktif dengan variasi fly ash 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan 12,5% untuk perendaman 10+0,5 menit adalah 0,51%; 0,50%; 0,50%; 0,46%; 0,45%; dan 0,43% sedangkan untuk perendaman 24 jam adalah 2,03%; 1,84%; 1,95%; 1,81%; 1,61%; dan 1,47%. Hasil koefisien karbonasi pada Beton Bubuk Reaktif dengan variasi fly ash 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; dan 12,5?alah 33,56; 32,24; 28,90; 25,96; 22,79; dan 19,16.