Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) unsur-unsur ekosistem yang terdapat dalam cerita rakyat Banyumas, 2) bentuk-bentuk kerusakan ekologis yang terdapat dalam cerita rakyat Banyumas, 3) kearifan ekologis yang terdapat dalam cerita rakyat Banyumas, dan 4) wujud pemanfaatan hasil kajian ekokritik cerita rakyat Banyumas untuk pengembangan buku teks kritik sastra di perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekokritik terhadap teks cerita rakyat sebagai bentuk karya sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif. Sumber data penelitian adalah buku cerita rakyat Banyumas berjudul Rawa Pasung, Cerita Rakyat Jawa Tengah Kabupaten Cilacap, Pulebahas: Legenda Raja Nusakambangan, Kumpulan Cerita Rakyat Banyumas, Serayu Selarong: Cerita Rakyat Banyumas, Babad Onje, Putri Ayu Limbasari dan Legenda-legenda Purbalingga, Toponimi: Nama-nama Tempat di Kabupaten Purbalingga, Kumpulan Cerita Rakyat Banjarnegara, Cerita Rakyat Banjarnegara (Jawa Tengah), Lutung Kasarung, Legenda Pohon Tembaga, Legenda Desa Kalilunjar, Legenda Desa Pujitirto, Legenda Hutan Larangan, Legenda Desa Toyareja, dan Legenda Hutan Larangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumentasi dan wawancara. Validitas data dalam penelitian menggunakan triangulasi teori, sumber data, dan metode. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang terdiri atas reduksi data, analisis data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) unsur ekosistem dalam cerita rakyat Banyumas terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri atas tumbuhan dan hewan. Unsur ekosistem tersebut berfungsi sebagai tema dan latar cerita yang membangun narasi cerita, (2) bentuk-bentuk kerusakan ekologisnya meliputi deforestasi, bencana banjir, dan bencana kekeringan, (3) cerita rakyat Banyumas merepresentasikan nilai kearifan ekologis dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Kearifan-kearifan tersebut meliputi sikap menghormati alam, sikap hidup selaras dengan alam, memanfaatkan sumber daya alam secara bijak, memanfaatkan pengetahuan ekologis untuk toponimi, dan menempatkan alam sebagai entitas spiritual, (4) hasil kajian relevan untuk pengembangan buku teks kritik sastra di perguruan tinggi yang berwawasan ekologis dengan berbasis cerita rakyat Banyumas. Relevansi buku teks kritik sastra tersebut dapat dilihat dari pengaplikasian kajian ekokritik dengan objek berupa cerita rakyat Banyumas yang berkearifan ekologis.