Pembangunan pertanian tanaman pangan khususnya padi difokuskan pada upaya peningkatan produksi melalui intensifikasi. Peningkatan produksi tanaman pangan merupakan upaya untuk tercapainya ketersediaan pangan dikarenakan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Adanya inovasi cara tanam jajar legowo dapat dijadikan alternatif untuk memperbaiki produktivitas usaha tani padi sehingga ketersediaan pangan dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat adopsi inovasi jajar legowo, mendeskripsikan karakteristik petani dan peran penyuluh, serta menganalisis hubungan antara karakteristik petani dan peran penyuluh dengan tingkat adopsi inovasi cara tanam jajar legowo.
Penelitian ini menggunakan metode eksplanatori dengan teknik survei. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu di Kabupaten Klaten, yang merupakan wilayah dengan komoditas unggulan padi, serta wilayah yang menjalankan rekomendasi untuk menanam dengan jajar legowo. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dan terpilih sebanyak 70 responden. Metode analisis data yang digunakan ialah lebar interval dan korelasi rank spearman untuk menguji hubungan antara karakteristik petani dan peran penyuluh terhadap tingkat adopsi inovasi cara tanam jajar legowo dengan menggunakan SPPS 17.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat adopsi inovasi cara tanam jajar legowo sudah masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 78,6%.  Tingkat adopsi inovasi jajar legowo dikaji dari tahap penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan yang dilakukan responden berada pada kategori tinggi. Karakteristik petani yang terdiri dari umur sebesar 44,3?lam kategori tinggi, tingkat pendidikan formal sebanyak 41,4?rada pada tingkat SMA, sedangkan sebanyak 50% dengan luas lahan 0,51-1,25 Ha, pendidikan non formal sebesar 41,4%, dan sebanyak 45,7% pengalaman berusaha tani selama 16-31 tahun berada pada kategori rendah. Peran penyuluh yag terdiri dari peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator 52,9% dan motivator 41,4?lam kategori tinggi sedangkan peran penyuluh sebagai mediator 51,4?lam kategori rendah. Pada taraf kepercayaan 95%, karakteristik petani yang terdiri dari luas lahan dan pengalaman menunjukkan hubungan yang tidak signifikan, namun untuk umur dan pendidikan formal, serta peran penyuluh sebagai fasilitator dan mediator menunjukkan hubungan yang signifikan. Pada taraf kepercayaan 99% karakteristik petani pada pendidikan non formal dan peran penyuluh sebagai motivator menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap tingkat adopsi inovasi cara tanam jajar legowo.