Social networks petani kopi robusta memiliki ikatan terhadap keputusan petani untuk implementasi SOP panen kopi petik merah. Social networks yang dibangun petani dapat mempengaruhi perilaku petani dalam memutuskan untuk petik merah atau tidak, dengan kata lain adanya social networks dapat berarti positif bagi petani dan dapat diartikan sebagai hal yang negatif bagi petani dalam perilaku petani untuk implementasi SOP panen petik merah kopi robusta. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengkaji serta menemukan hal baru dalam Implementasi Standar Operasional Prosedur Panen petik merah Berbasis Social networks Petani Kopi Robusta Temanggung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui social network petani dan pengaruhnya terhadap keputusan petani untuk menerapkan SOP panen petik merah kopi robusta. Konsep yang dibangun pada penelitian ini menggunakan teori Granovetter. Analisis yang dilakukan dimulai dengan mencari tahu social network yang dibangun oleh petani kopi robusta di Desa Gesing, lalu menganalisis faktor sosial yang dibangun dari hubungan tersebut mempengaruhi implementasi SOP panen petik merah kopi robusta. Hasil penelitian menunjukan diantaranya social network petani kopi robusta di Desa Gesing ada petani, kelompok petani, tangkulak, cafe, roastery, pemerintah, perusahaan dan pembeli kopi robusta. Hubungan yang terjalin tersebut dikelompokkan dalam beberapa pola social network yaitu farmer network, group farmer network, local government network, farmer market networks, dan cooperation network. Setiap pola memberikan pengaruh terhadap peningkatan praktik petik merah kopi robusta tetapi beberapa tidak mencapai SOP petik merah yang berlaku yaitu 95% merah. Pola yang berpengaruh terhadap peningkatan SOP petik merah adalah farmer network, group farmer network, dan local government network. Sedangkan pola yang lebih berpengaruh sebagai penghambat implementasi SOP petik merah adalah farmer market networks, dan cooperation network. Petani melakukan promosi mulut ke mulut untuk membangun social network dengan beberapa faktor yang menjadi cara petani menjaga networking-nya. Faktor yang mendukung di antaranya penerapan standar operasional prosedur di lingkungan usaha tani milik petani, kerjasama yang saling menguntungkan, dan kejujuran. Selanjutnya untuk faktor penghambat yaitu sikap ego sektoral, pandemi, dan konflik. Dampak dari social network petani tersebut dalam implementasi SOP panen petik merah kopi robusta menimbulkan ikatan sosial yang menjadi faktor pendukung ataupun faktor penghambatnya. Faktor sosial yang mendukung implementasi SOP ini yaitu persaingan, solidaritas, dan rasa malu. Sedangkan ada faktor sosial yang menghambat SOP yaitu kompetisi tidak sehat dan hutang budi. Peran dan manfaat turut disarasakan petani dengan adanya social network mereka melalui pelatihan,pendampingan, dan mediator.