Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) manakah yang mempunyai literasi matematika lebih baik, siswa yang dikenai model pembelajaran flipped classroom atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi peluang, (2) manakah yang mempunyai literasi matematika lebih baik, siswa dengan gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik pada materi peluang, (3) apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap kemampuan literasi matematika siswa pada materi peluang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2022/2023. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 72 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah 36 siswa kelas X-10 sebagai kelas eksperimen dan 36 siswa kelas X-9 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data penilaian akhir semester gasal mata pelajaran matematika tahun ajaran 2022/2023, metode tes untuk mengumpulkan data tes kemampuan literasi matematika siswa pada materi peluang, dan metode angket untuk mengumpulkan data gaya belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dalam penelitian ini digunakan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) siswa yang dikenai model pembelajaran flipped classroom memiliki kemampuan literasi yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL); (2) siswa dengan gaya belajar visual memiliki kemampuan literasi matematika yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar auditorial dan kinestetik, siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki kemampuan literasi yang sama baiknya dengan gaya belajar kinestetik; (3a) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan kategori gaya belajar visual memiliki kemampuan literasi matematika yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar auditorial dan kinestetik, siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki kemampuan literasi matematika yang sama baiknya dengan siswa gaya belajar kinestetik; (3b) Pada masing-masing kategori gaya belajar siswa, siswa dengan model pembelajaran flipped classroom menghasilkan kemampuan literasi matematika yang lebih baik daripada siswa dengan model pembelajaran PBL.