Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembelajaran Gamelan Sekaten Mahasiswa Semester VI Program Studi Seni Karawitan Institut Seni Indonesia Surakarta Sebagai Upaya Pelestarian Budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan data-data berupa proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi, metode, media dan evaluasi sebagai upaya pelestarian budaya. Sumber data penelitian ini dosen pengampu dan ketua kaprodi karawitan yang dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif, kemudian validitas data menggunakan triangulasi data, sumber dan teknik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Proses pembelajaran gamelan sekaten dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu membuat perencanaan, melaksanakan, dan membuat laporan. Pada perencanaan, dosen menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Komponen pembelajaran meliputi tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran, dosen mengimplementasikan materi pembelajaran. Laporan penilaian hasil belajar berupa nilai keterampilan mahasiswa. Capaian pembelajaran berupa (a) tujuan pembelajaran mahasiswa mampu mengaplikasikan secara musikal dan konseptual gamelan pakurmatan. (b) materi pembelajaran yang diberikan mengenai kesejarahan, fungsi, jumlah ricikan, vokabuler gending dan jalannya permainan gending. (c) metode pembelajaran menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi, metode latihan dan metode pemberian tugas. (d) media pembelajaran berupa buku diktat dengan sarana pembelajaran Facebook, Google Meet, Whatshapp dan Youtobe. (e) evaluasi pembelajaran menggunakan indikator pada aspek culture experience dan culture knowledge.
Pembelajaran gamelan sekaten di Institut Seni Indonesia Surakarta merupakan bentuk konkret pelestarian budaya, ditinjau dari aspek culture experience adanya interaksi budaya secara langsung pada saat mahasiswa mengikuti proses pembelajaran. Sehingga mahasiswa mampu menata, menguasai dan memainkan gamelan sekaten sesuai tradisi adat keraton Surakarta. Ditinjau dari aspek culture knowledge, bahwa ISI Surakarta menjadi pusat informasi budaya dengan menyelenggaraan mata kuliah karawitan pakurmatan sejak tahun 1976 yang memiliki eksistensi hingga saat ini. Hasil penilaian praktik mahasiswa pada proses akhir pembelajaran gamelan sekaten, sebanyak 5 mahasiswa memperoleh nilai dengan kategori cukup, sebanyak 14 mahasiswa memperoleh nilai dengan kategori baik, dan sebanyak 11 mahasiswa memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menguasai pembelajaran gamelan sekaten melalui aspek culture experience dan culture knowledge meliputi tujuan, materi, metode, media dan evaluasi.

Kata Kunci: Pembelajaran, gamelan sekaten, pelestarian budaya