Dea Reny Novita. K8419019. Pembimbing I: Ghufronudin, S. Pd., M. Sos. Pembimbing II: Dr. Danang Purwanto, S. Sos, M. Si. KARAKTERISTIK PERILAKU IMPULSIVE BUYING PADA REMAJA PUTRI (Studi Kasus Terhadap Gaya Hidup Remaja Putri di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2023

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik perilaku impulsive buying pada remaja putri di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi peristiwa ataupun aktivitas remaja putri di kecamatan Simo yang sedang nongkrong dan menggunakan media sosial, informan (remaja putri usia 15-21 tahun, pelaku UMKM dan anggota keluarga) dan dokumen (foto yang diambil peneliti pada saat observasi dan wawancara, catatan lapangan, gambar yang diambil dari akun pribadi media sosial informan, jurnal dan website yang relevan mengenai perilaku impulsive buying pada remaja putri di kecamatan Simo). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perilaku impulsive buying remaja putri di Kecamatan Simo meliputi: spontanitas; kekuatan, kompulsi dan intensitas; Kegairahan dan stimulasi; Ketidakpedulian akan akibat. Hiperrealitas yang ada dapat berdampak pada perilaku konsumtif remaja putri karena gaya hidup yang dimiliki. Konten yang ada di media sosial telah berhasil mengaburkan realitas nyata dan realitas semu sehingga tidak dapat dibedakan antara asli dan palsu. Remaja putri dalam berbelanja tidak lagi melihat pada fungsi dan kegunaan barang tetapi hasil tampilan foto yang diunggah oleh online shop, sehingga memunculkan keinginan pada remaja putri. Konsumsi dilakukan bukan karena kebutuhan tetapi hanya faktor pemenuhan keinginan yang muncul saat melihat tanda melalui citra dalam iklan di media sosial. Dengan demikian hiperrealitas terbentuk oleh adanya simulakra dan citra yang sengaja diciptakan kemudian membentuk realitas semu. Oleh karena itu, perilaku impulsive buying dapat menjadi perilaku yang negatif karena bersifat irasional sehingga remaja putri juga perlu mendapatkan edukasi terkait manajemen keuangan dan kontrol diri agar tidak mengalami kecanduan dalam belanja online kemudian terhindar dari konsumsi yang berlebihan, penyesalan dan masalah keuangan.