Jambu mete menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi dengan angka ekspor yang terus meningkat. Namun, peningkatan ekpor tersebut tidak sejalan dengan produktivitas mete nasional yang fluktuatif dari 2020-2022 berturut-turut adalah 347 kg/ha, 358 kg/ha, dan 353,3 kg/ha. Angka tersebut cukup rendah, mengingat satu pohon mete mampu menghasilkan hingga 10-15 kg mete dalam kondisi optimal. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas adalah kurangnya optimalisasi peran serangga pengunjung bunga sebagai agen penyerbukan, guna menunjang keberhasilan pembentukan buah. Penyerbukan jambu mete dapat bersifat self-fertile, namun umumnya diperlukan agen penyerbuk seperti serangga. Serangga dapat memberikan dampak positif (polinator dan musuh alami) maupun negatif (hama), sehingga diperlukan pengetahuan mengenai jenis serangga agar dapat dilakukan pengelolaan secara tepat. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui jenis dan kelimpahan serangga pengunjung bunga mete, serta perannya dalam keberhasilan pembentukan fruit set.

Penelitian berlangsung dari Bulan September-Desember 2022 di perkebunan jambu mete milik warga, Dusun Ceper RT 20 RW 06, Kelurahan Gemawang, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, 7°52'45.7"LS 111°01'44.4"BT. Penelitian menggunakan metode survei dan percobaan, dilakukan dengan mencatat serangga pengunjung pada 100 unit sampel bunga dari mekar hingga rontok atau hingga menjadi fruitset, selama 3 menit, pada tiga interval waktu yakni pukul 08.00-10.30, 11.30-14.00, dan 15.00-17.30. Setiap jenis serangga yang dijumpai, ditangkap dengan sweep net dan diidentifikasi berdasarkan literatur. Peran serangga pengunjung diketahui dengan membandingkan fruit set 25 malai yang disungkup dengan 25 malai bunga (50 sampel bunga hermaprodit) tanpa sungkup (didatangi serangga). Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk setiap jenis serangga, disajikan dalam pie chart untuk data kelimpahan serta persentase fruit set, dan histogram untuk data hubungan antara kunjungan serangga dengan umur dan jenis kelamin bunga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga pengunjung bunga mete tercatat dalam 5 ordo yaitu Hymenoptera, Lepidotera, Diptera, Coleoptera, dan Hemiptera, diklasifikasikan ke dalam 17 famili yakni Apidae, Vespidae, Sphecidae, Formicidae, Scoliidae, Halictidae, Lycaenidae, Nymphalidae, Zygaenidae, Pieridae, Hesperiidae, Syrphidae, Calliphoridae, Bombyliidae, Chrysomelidae, Coccinellidae, dan Alydidae, serta terdiri atas 25 genus dengan kelimpahan relatif dari tertinggi ke terendah yakni Eumenes dengan 26,2%, Allorhynchium 9,9%, Paratrechina 4%, Ammophila 2,5%, Campsomeris 2%, Lucilia 1,5%, Tetraponera 1,5%, Phimenes 2%, Polyrachis 1%, dan genus lainnya untuk 1% sisanya. Serangga pengunjung bunga mete berperan terhadap keberhasilan pembentukan fruit set sebagai agen penyerbukan, juga dapat menyebabkan kegagalan fruit set akibat kerusakan yang ditimbulkan dari aktivitas mencari makan dan serangan pada bunga. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya fruit set pada perlakuan sungkup serta persentase terbentuknya 32% fruit set, 62% bunga rontok, dan 6% bunga rusak pada malai tanpa sungkup.